Belajar Dari Kepergian Mbah Marijan
Mbah Marijan telah pergi, bersama perginya abu- abu merapi. Banyak kesan juga komentar mengiringi kepulangan Mbah Marijan si Juru Kunci Merapi. Ada yang merasa kehilangan, ada yang menyayangkan akan kepergiannya, ada yang bertanya- tanya dan masih banyak lagi kesan lainnya.
Ada yang mengatakan seandainya Mbah Marijan ikut mengungsi, maka kematian tidak akan menjemputnya, ada juga yang berkata itu semua takdir, ikut mengungsi atau tidak jika sudah tiba ajalnya, maka akan mati juga.Memang mati adalah hak preogatipnya Allah SWT, tidak ada yang bisa mengakhirkannya, juga tak ada yang mampu mendahulukannya. Semua itu berjalan sesuai ketentuan Allah SWT.
Merapi dan Mbah Marijan kini telah berpisah, Mbah Marijan kembali kepada Penciptanya, merapi juga kembali kepada ketentuan penciptanya. Mbah Marijan akan memetik apa yang dia tanam selama ia hidup baik ketika menjadi juru kunci merapi atau ketika sebelum menjadi juru kunci merapi.
Mbah Marijan adalah Mbah Marijan, Mbah Marijan yang "roso", mbah Marijan yang kuat, Mbah Marijan yang pintar, tapi jangan lupa Mbah Marijan adalah manusia biasa yang memiliki kekurangan, kelemahan dihadapan Allah SWT. Begitu juga kita semua adalah makhluknya yang sangat butuh akan belas kasih-NYA, pertolonngan-NYA, dan juga penjagaan-NYA.
Selamat jalan Mbah Marijan .... semoga Amal ibadahmu diterima Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar