Jumat, 29 Oktober 2010

Mbah Marijan

Belajar Dari Kepergian Mbah Marijan

Mbah Marijan telah pergi, bersama perginya abu- abu merapi. Banyak kesan juga komentar mengiringi kepulangan Mbah Marijan si Juru Kunci Merapi. Ada yang merasa kehilangan, ada yang menyayangkan akan kepergiannya, ada yang bertanya- tanya dan masih banyak lagi kesan lainnya.

Ada yang mengatakan seandainya Mbah Marijan ikut mengungsi, maka kematian tidak akan menjemputnya, ada juga yang berkata itu semua takdir, ikut mengungsi atau tidak jika sudah tiba ajalnya, maka akan mati juga.Memang mati adalah hak preogatipnya Allah SWT, tidak ada yang bisa mengakhirkannya, juga tak ada yang mampu mendahulukannya. Semua itu berjalan sesuai ketentuan Allah SWT.

Merapi dan Mbah Marijan kini telah berpisah, Mbah Marijan kembali kepada Penciptanya, merapi juga kembali kepada ketentuan penciptanya. Mbah Marijan akan memetik apa yang dia tanam selama ia hidup baik ketika menjadi juru kunci merapi atau ketika sebelum menjadi juru kunci merapi.

Mbah Marijan adalah Mbah Marijan, Mbah Marijan yang "roso", mbah Marijan yang kuat, Mbah Marijan yang pintar, tapi jangan lupa Mbah Marijan adalah manusia biasa yang memiliki kekurangan, kelemahan dihadapan Allah SWT. Begitu juga kita semua adalah makhluknya yang sangat butuh akan belas kasih-NYA, pertolonngan-NYA, dan juga penjagaan-NYA.

Selamat jalan Mbah Marijan .... semoga Amal ibadahmu diterima Allah SWT.

Minggu, 10 Oktober 2010

Dahsyatnya Dampak Dosa dan Maksiat

Ibnul qayyim al- Jauziyyah dalam kitabnya yang menakjubkan dan sarat dengan ilmu yang berguna berjudul " Ad- Daa-u wad Dawaa' :" satu hal yang mesti diketahui ; perbuatan dosa pasti menimbulkan mudharat (kerusakan). bahayanya terhadap hati sama seperti bahaya racun terhadap tubuh menurut tingkatan mudharat yang ditimbulkannya.

Bukankah setiap keburukan dan penyakit di dunia dan di akhirat penyebabnya adalah dosa dan maksiat ?

Bukankah dosa dan maksiat yang membuat iblis diusir dari kerajaan langit, dicampakkan, dilaknat, dikutuk lahir batin, dirubah bentuknya menjadi seburuk- buruk dan sekeji- keji bentuk, batinnya lebih buruk dan lebih keji dari bentuk lahiriyahnya, dijauhkan dari Allah SWT padahal sebelumnya ia didekatkan kepada-NYA, rahmat berganti menjadi laknat, rupanya yang elok berganti menjadi rupa yang buruk, jannah (surga) berganti menjadi neraka yang menyala- nyala, keimanan berganti menjadi kekufuran, menjadi musuh turun temurun dan paling menentang padahal sebelumnya ia adalah wali al waliy al hamiid, gemuruh tasbih, taqdis dan tahil berubah menjadi syirik, kebohongan, kepalsuan, dan kekejian, pakaian keimanan berubah menjadi pakaian kekufuran, kefasikan dan kedurhakaan.

Menjadi hina dina kedudukannya disisi Allah dan menjadi rendah serendah- rendahnya dalam pandangan Allah SWT. iblispun berhak menerima kemarahan Allah dan melemparkannya ketempat yang hina. memurkainya semurka- murkanya dan menghinakannya. jadilah iblis menjadi pemimpin setiap orang yang fasik lagi berdosa. ia merasa puas dengan kedudukan itu, padahal sebelumnya ia menduduki kursi "ubudiyyah (ketaatan) dan siyadah (kepemimpinan). berlindunglah kepada Allah dan memohon kepada-NYA agar engkau tidak menyelisihi perintah-NYA dan tidak mengerjakan larangan-NYA.

Dikutip dari Ensiklopedia Larangan Menurut Al- Qur'an dan As- Sunnah, syaikh Salim bin 'Ied Al- Hilali, Jilid 1, Hal. 4