Selasa, 02 Juni 2009

Pengumuman Ujian Nasional

Apa Yang Harus Dilakukan Ketika Kita Menunggu Pengumuman UN ?

Banyak cara yang dilakukan oleh para siswa-i dalam menunggu hasil pengumuman UN. mulai dari yang positif sampai kepada yang negatif. siswa yang cerdas tentu memanfaatkan waktu menunggu ini untuk melakukan kegiatan- kegiatan yang positif, dan sangat beda dengan siswa yang "tidak cerdas"mereka menghabiskan waktu tenggang ini untuk hal- hal negatif yang justru hanya akan merugikan dirinya sendiri.

Berikut ini beberapa hal yang bisa kalian lakukan untuk mengisi masa tunggu pengumuman UN, lumayan semoga dapat sedikit mengurangi stres.

  1. Mulailah membangun mimpi- mimpi kalian yang sudah kalian siapkan ketika masih sekolah. jangan menunggu hasil pengumuman terus. yakinkan diri kalian bahwa mimpi itu bisa terwujud walaupun kalian "tidak lulus" (na'udzubillahi min dzalik).
  2. Perbaiki hablumminallah (hubungan dengan Allah). percaya nggak sich, kalau lulus dan tidak lulus itu merupakan takdir Allah ? sangat mudah bagi Allah untuk membuat kalian lulus atau tidak lulus. oleh karena itu perbaiki hubungan dengan-Nya. insya Allah kalian akan diberikan kemudahan. amiin.
  3. Perbanyak sedekah. karena sedekah bisa menolak bencana. mungkin bagi kalian "tidak lulus" adalah becana.
  4. Cobalah untuk memilih salah satu kursus yang ada hubungannya dengan mimpi kalian. lumayan untuk menambah skill sebelum benar- benar kalian terjun ke dalam mimpi kalian itu.
  5. Mulailah membangun jejaring atau piranti dengan beberapa teman lama kalian. lumayan kali aja bisa membantu mempermulus mimpi kalian.

Sabtu, 11 April 2009

Anda Tidak Lulus UN ?


Manajemen Tidak Lulus UN

(ditulis untuk membesarkan hati kalian anak- anak abi yang akan menghadapi UN, abi tidak mendo'akan kalian untuk tidak lulus, tapi abi hanya ingin memberikan payung kepada kalian sebelum hujan itu turun secara tiba- tiba)

Pendahuluan

Saat ini hal yang paling diinginkan bagi anak- anak kelas III seperti kalian adalah lulus dalam UN, UAS, dan Uji Produktif bukan? tidak perlu dijawab, abi sudah tahu jawabannya pasti "ya iyalah". anak- anak abi yang baik, lulus atau tidak lulus bergantung kepada banyak faktor yang menentukan, diantaranya faktor intern (dari dirimu sendiri) dan faktor ekstern (diluar dirimu). tapi yang paling banyak menentukan dari kedua faktor tersebut adalah faktor intern yaitu dari dirimu sendiri. coba lihatlah jauh kedalam dirimu itu, apakah benar lulus adalah keinginan terbesarmu saat ini? lalu coba lihat lagi sejauh mana usahamu untuk mewujudkan keinginan terbesarmu itu ? aha... jawabannya kalian belum melakukan apa- apa ternyata. tapi tenang, masih ada waktu beberapa hari lagi untuk kalian memperbaiki diri dan mengisi amunisi untuk menghadapi UN, UAS, dan Uji Praktek kedepan. Apa ? kalian masih malas untuk mempersiapkan diri? wah ... wah ... wah ... ini butuh terapi yang panjang rupanya ...

Ibda' binnafsik ( mulailah dari dirimu sendiri )

Hal ini memang rada sulit. memulai mendisiplinkan diri setelah lama sekali diri kalian biarkan berkelana sebebas- bebasnya mengikuti nyanyian irama hatinya yang tak bernada itu. tapi tenang, jika kalian bersungguh- sungguh berusaha, kemudian berdo'a kepada Allah pasti kalian berhasil. Allah SWT berfirman : ".... sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, hingga kaum itu merubahnya sendiri..." ini artinya apa? bahwa Allah akan melihat kesungguhan kalian dalam merubah diri menjadi lebih baik lagi. ketika kalian bersungguh- sungguh maka Allah pun akan memberikan kemudahan kepada kalian. tapi memang proses ini tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi ya dibutuhkan kesabaran yang banyak didalamnya. bukankah kesabaran itu tidak ada batasnya? coba miliki kesabaran yang tak terbatas itu? ketika kalian gagal maka terus ulangi lagi sembari terus berdo'a juga tentunya. selamat mencoba !

Manfaatkan Orang Tua, Guru, dan Teman kalian

Ketika kalian masih menghadapi kesulitan juga dalam mendisiplinkan diri sendiri, coba libatkan pihak- pihak lain, orang tua, Guru, atau teman kalian. ceritakan keinginan kalian itu kepada mereka, minta saran dan pendapatnya, dan  jangan lupa minta juga do'a mereka. setelah saran dan pendapat mereka kalian terima cobalah tampung dan praktekkan satu persatu, kemudian minta kembali saran dan pendapat mereka adakah perubahan ? semoga berhasil.

Takdir Baik & Takdir Buruk; datangnya dari ALLAH SWT.

Tidak Lulus (TL) mungkin bagi kalian adalah badai atau puting beliung. Abi sebut "badai" karena bahasa itulah yang paling tepat untuk ekspresi kalian ketika abi sebut- sebut kata TIDAK LULUS dihadapan kalian. coba deh kamu bayangkan satu menit saja bahwa kalian tidak lulus, abi jamin kalian akan menangis sesunggukkan. tapi bener gak sih tidak lulus itu adalah badai ? bukankah badai itu pasti berlalu? emang sih walaupun badainyan sudah berlalu pasti menyisakan kerusakan. 

gini deh, abi  mau tanya rukun iman yang ke- enam apa ya? ya betul ... rukun iman yang ke-enam adalah beriman kepada takdir Allah yang baik ataupun yang buruk semuanya itu datangnya dari Allah SWT. trus apa hubungannya tidak lulus dengan rukun iman ? ya jelas kerabat dekat atuh. rukun iman yang ke-enam adalah percaya bahwa ada takdir yang baik dan ada juga takdir yang buruk. jika kalian selalu berharap LULUS dan UN, UAS, dll, maka itu adalah takdir baik, dan takdir buruknya adalah sesuatu yang kalian sangat tidak harapkan yaitu TIDAK LULUS. " mudeng gak sih dengan penjelasan ini?" " ahhhh... tambah pusing? " 

Ok deh, intinya memang kalian semua berharap LULUS kan dalam ujian ini? sama, kita semua para guru juga selalu berdo'a mudah- mudahan kalian lulus semua. amiin. puas.... puas ... puas ...... ( ha.. ha...ha.. kaya tukul ja ). tapi sekali lagi jangan lupa ada takdir Allah yang lain. dan itu semuanya baik lho bagi kalian.

Tidak Lulus, No Problema

Aneh, tidak lulus kok no problema? ya iyalah ... kalau kalian mau menerapkan tips berikut ini:

  1. Yakini bahwa lulus atau tidak lulus adalah yang terbaik yang Allah berikan kepada kita.
  2. Terikan "anti mati gaya"; tidak lulus bukanlah dosa, tapi tidak lulus adalah gudang pahala, jika kalian bersabar menerima ketentuan Allah yang satu ini.
  3. Tanamkan dalam jiwa kalian :"sesuatu yang baik menurut kalian belum tentu baik dalam pandangan Allah, dan sesuatu yang buruk menurut kalian belum tentu buruk dalam pandangan Allah. (QS. 2:216)". so bersabarlah untuk menerima sesuatu yang lebih besar lagi.
  4. Lakukanlah; berbagai kegiatan positif yang dapat memperkaya keterampilan hidup kalian, mulai saat ini juga.
  5. Berkacalah kepada orang- orang sukses (dunia-akhirat lho), baca biografi mereka banyak keajaiban yang akan kalian temukan didalamnya.
  6. Berikan bukti kepada orang lain, bahwa kalian adalah bukan pecundang tapi kalian adalah pemenang, lakukan hal ini untuk memberikan bukti kepada orang- orang bahwa tidak lulus bukanlah kiamat dalam hidupmu. semangaaa....at 3x
  7. Dekatkan diri kepada Allah, jangan pernah menjauh darinya walaupun sesaat. poin ini memang berada di urutan terakhir tetapi harus dilakukan selalu lebih awal OK.
  8. Selamat mencoba! Allah memberkati kalian semua ....

Jumat, 10 April 2009

Ujian Nasional (UN)

Beban Mental Menghadapi UN

Pendahuluan

Idealnya bagi seluruh siswa- siswi yang akan menghadapi UN adalah memiliki perasaan "senang", mengapa demikian? karena ia akan segera melihat hasil dari semua kerja kerasnya selama tiga tahun kebelakang. disamping perasaan senang yang dimiliki, mereka juga tentu sudah harus melakukan persiapan yang sematang- matangnya. namun apa yang kita saksikan dilapangan? jika kita mau bertanya kepada mereka maka jawabannya adalah "Stres, gak tau deh, takut, campur aduk, lihat saja nanti, mudah- mudahan turun mukjizat, dll". yah itulah kurang lebih jawaban yang saya dapat ketika saya bertanya tentang kesiapan menghadapi UN kepada mereka.

Mempersiapkan Mental & Spritual Peserta didik

Dalam mengadapi UN banyak cara yang dilakukan sekolah guna mempersiapkan peserta didiknya. mulai dari Pendalaman Materi (PM) yang berpareatif masing- masing sekolah dalam menghadirkan mentor- mentor PM. mulai dari memanggil Bimbel yang berkelas sampai kepada Bimbel yang tak punya kelas. penyelenggaraan try out yang berulang- ulang ( disekolah saya sampai 14 kali), ada juga yang menggelar do'a bersama dan shalat tahajjud, ada juga yang mengkarantina para siswa- siswinya, dan masih banyak hal lain lagi.

Jika kita perhatikan bagaimana sekolah- sekolah mempersiapkan para siswanya mengadapi UN, memang masih lebih menitik beratkan pada persiapan yang bersifat knowledge (pengetahuan) dan masih minim yang menyeimbangkan antara persiapan pengetahuan atau intelektualisme siswa dengan persiapan mental dan spiritual mereka. akibat dari ketidak seimbangan ini, maka akibatnya apa? walaupun PM sudah diberikan sebanyak- banyaknya, try out juga tidak ketinggalan, menghadirkan bimbel, dll, tetapi para peserta didik masih saja merasa belum siap dalam menghadapi UN.

Ujian Nasional (UN) Antara Beban dan Harapan

Memang dalam menghadapi UN, beragam ppenafsiran yang akan kita dapatkan. sebagian siswa menafsirkan UN adalah kiamat, ada juga yang menafsirkan UN adalah ujian yang sesungguhnya untuk membuktikan siapa "pemenang" dan siapa "pecundang", lain lagi yang berpendapat UN adalah salah kaprah, UM adalah mengada- ngada, UN adalah pil pahit yang harus ditelan para siswa akibat "ketidakbecusan" pemerintah dalam menangani bidang pendidikan,dsb.

Tapi yang jelas, UN jika kita lihat dari kaca mata positif memang memiliki dampak yang baik bagi peserta didik dan sekolah. mengapa demikian? UN  dengan mudah memberikan gambaran kepada masyarakat sejauh mana kinerja kepala sekolah dan para guru disekolah, UN juga merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran (dengan melihat materi yang diujikan dengan jurusan masing- masing peserta didik). hal ini bisa dijadikan ukuran keberhasilan jika sebuah sekolah sudah menerapkan kejujuran dalam proses UN. ( tidak menghalalkan segala cara yang penting lulus semua)

Siap Lulus dan Siap Tidak Lulus

"Semoga tahun ini sekolah kita 100% lulus" inilah pernyataan yang sering kita dengar dari Kepala Sekolah, Wakil Kesiswaan, dan para Guru yang kebetulan memberikan sambutan kepada para Siswa kelas III (tiga), yang kontan saja pernyataan ini mendapatkan sambutan yang sangat luar biasa. biasanya para siswa langsung mengucapkan "AMIIIIIIIN".

Untuk LULUS semua siswa pasti sudah siap dan tidak perlu disiap- siapkan. namun harus juga disiapkan adalah TIDAK LULUS. setidaknya inilah yang selalu saya sampaikan kepada siswa kelas III jika saya berkesempatan berbicara dihadapan mereka. "kalian harus bersiap- siap jika tidak lulus". maklum saja setiap tahunnya saya selalu melihat anak- anak yang pingsan, histeris, memecahkan kaca sekolah, memaki- maki guru, bahkan ada yang tidak berani pulang kerumah, dsb.

Kenyataan ini, setidaknya menjadikan seluruh sekolah (Kepala Sekolah & bawahannya) perlu menyiapkan satu team yang bertugas khusus menangani masalah ini. karena seperti biasanya ketika kejadian ini benar- benar terjadi, semua pihak merasa tidak mau mananganinya. dan yang terjadi adalah saling melempar tanggung jawab, padahal semua pihak adalah bertanggung jawab dalam hal ini.

Banyak hal sebenarnya yang bisa dilakukan dalam menghadapi hal ini, mulai dari memberikan pengertian kepada para orang tua atau wali murid tentang hal ini, bagaimana menangani anak- anak mereka jika tidak lulus, bagaimana membesarkan hati anak- anak mereka, proses apa yang harus ditempuh jika anak benar- benar tidak lulus (penjelasan paket C atau mengulang satu tahun), dsb. yang jelas PESERTA DIDIK tidak selalu menjadi KORBAN dalam hal ini. ya korban lepas tanggung jawabnya Pemerintah (sudahkah menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, bukan hanya mengharapkan hasil maximal), Pihak sekolah (sudahkah memberikan pelayanan yang maximal), dan Orang Tua (sudahkah memberikan perhatian yang penuh bagi ank- anaknya, dan tidak menyerahkan sepenuhnya kepada sekolah).

Rabu, 01 April 2009

Embun Kehidupan

Keutamaan Kesederhanaan Hidup

Dikutip dari buku "Syarah Riyadhus Sholihin oleh Syeikh Salim bin 'Ied Al- Hilali, (edisi terjemah), Pustaka Imam Syafi'i, hal. 326-327 

Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha dia berkata :"Keluarga Muhammad saw tidak pernah kenyang dari roti gandum dalam waktu dua hari berturut- turut sampai beliau wafat." (Muttafa 'alaih)

Dan dalam riwayat lain disebutkan :"Sejak menetap di Madinah, keluarga Muhammad saw tidak pernah kenyang oleh makanan yang terbuat dari gandum dalam waktu tiga malam berturut- turut sampai beliau meninggal dunia."

Kandungan Hadits

  1. Rasulullah saw dan keluarga berpaling dari (kesenangan) terhadap dunia serta kezuhudan   beliau darinya.
  2. Diperbolehkan meninggalkan makanan dengan tujuan berzuhud tanpa harus mengakibatkan hal buruk pada fisik atau keluar dari rel syari'at.
  3. Perintah untuk tidak kenyang ketika makan, karena kenyang itu dapat mengakibatkan kebodohan dan suka tidur. ada juga  yang mengatakan kenyang dapat menghilangkan kecerdasan, dan bisa juga menghilangkan banyak ketaatan.

Bertanyalah kepada diri kita masing- masing :"Sudahah kita bersyukur dengan apa yang kita miliki dan nikmati dalam hidup ini?"

Senin, 30 Maret 2009

Ibuku Guruku


Ketika Anak Ayam Kehilangan Induknya

Tulisan ini ditulis ketika hati ini miris melihat tingkah laku para anak gadis yang baru bau kencur setiap harinya menghabiskan waktu didepan rumah dengan cara mengobrol tak karuan, mainan HP (entah apa yang dilakukan), tertawa cekikikan, berteriak- teriak bersama temannya, yang jelas mereka hanya menghabiskan waktunya dengan tidak menciptakan sesuatu yang bermanfaat untuk masa depannya. sungguh tragis dan ironis .....

Kita belajar kepada anak ayam yang selalu mendapatkan dampingan dari induknya. Induknya menemani para anak ayam tersebut dari pertama jadi telur sampai mereka benar- benar bisa menjaga dirinya. Lihatlah, bagaimana reaksi sang induk ayam ketika kita mendekati telurnya, apa lagi ketika kita mendekati anak- anaknya yang masih kecil, kontan saja ia akan segera mematuk atau melakukan apa saja sampai benar- benar ia dapat menyelamatkan dan melindungi anak- anaknya dari siapa saja yang mendekati telur dan anak- anaknya itu. Seolah ia tidak rela orang lain mengganggu anak- anaknya, ia tidak membiarkan dunia luar memberikan warna negatif kepada anak- anaknya, ia tidak rela jika anak- anaknya menjadi korban kejahatan atau pelecehan dunia luar.

Tapi lihatlah, apa yang terjadi ketika anak ayam itu kehilangan induknya? kita akan menyaksikan bagaimana sang anak ayam akan mendapat perlakukan negatif dari sesamanya, ia dipatuk, tidak dihiraukan, diasingkan, dikucilkan, dan jadilah ia terlantar, hidup tak karuan, bulu berantakan, dan lain sebagainya.

Itu adalah dunia ayam, namun tak terlalu jauh beda antara dunia ayam dengan dunia manusia. tidak percaya .... lihatlah kondisi sekarang ini. Bagaimana  para anak gadis dilingkungan kita setiap harinya selalu melakukan hal- hal yang tidak bertanggung jawab (alias merugikan dirinya sendiri). kelakuan mereka hanya menghabiskan waktu dengan sesuatu yang tidak bermanfaat. sebagai misal; ngeceng, pacaran, mondar mandir dengan motor, dll

Saya tak habis pikir dengan kelakuan ABG di lingkungan sekitar saya. tapi yang jelas pertanyaannya  adalah : kemana para ibu dari ABG tersebut? sehingga anak- anak ( mulai dari usia 8 tahun - 15 tahun) bermain sampai larut malam (ditempat saya sampai jam 11 malam) ko tidak ada perhatian. atau mungkin mereka sudah pasrah dengan kelakukan anak- anak tersebut, atau mungkin memang trend pergaulan sekarang dalam mendidik anak memang seperti itu.

Kembali ke induk ayam tadi, sepertinya memang saat ini kita harus bisa mengembalikan induk ayam kepada anak- anaknya. para ibu harus lebih komitmen dalam mendampingi dan menjaga anak- anaknya. karena menurut sabda nabi "ibu adalah sekolah pertama" . artinya para ibu memang harus memformulasikan sedemikian rupa pendekatan kepada anak- anaknya, agar anak- anak tersebut mampu tumbuh dengan kepercayaan diri yang tinggi seperti anak- anak ayam yang selalu dilindungi oleh induk- induk mereka.

terima kasih "Emak" yang sudah mendampingiku dari kecil sampai saat ini.... semoga Allag membalas semua jasa- jasamu ... amiin

Kamis, 26 Maret 2009

ROKOK & USTADZ


Fatwa Haram Rokok MUI

Bismillahirrohmanirrohiim

Tulisan ini mungkin terlambat, bahkan sangat terlambat jika untuk mengomentari "Fatwa Haram Rokok". namun tulisan ini saya muat karena tergelitik ketika  mendengarkanrkan ceramah seorang Ustadz, yang menurut MC adalah pimpinan salah satu Pesantren Tahfizul Qur'an, berkenaan dengan fatwa haram rokok dari MUI. Saya tergelitik ketika mendengar ungkapan sang Ustadz, "Saya tidak setuju dengan fatwa MUI tentang haram rokok, dan mari kita buat demo untuk pencabutan fatwa tersebut" (begitulah kurang lebih sang Ustadz berceramah dengan semangatnya, dan tentu saja mendapat sambutan yang luar biasa dari audiensnya, yang memang rata- rata para perokok). 

Sang Ustadz juga mengutip pernyataan seorang Kyai yang menjadi tokoh panutannya (rupanya) yang membagi hukum rokok menuurut keadaan.( menurut sang Ustadz, mengutip pernyataan Kyai panutannya :"Bahwa hukum rokok jika merokok menyebabkan batuk, seak nafas, dll maka hukumnya haram, jika merokok tidak menyebabkan apa- apa maka hukumnya boleh, jika merokok menyebabkan seseorang menjadi bersemangat, tidak setres, dll maka hukum merokok adalah WAJIB.....") na'udzubillahmindzalik... semoga Allah mengampuni kita dari segala khilaf dan kebodohan.

Ironis memang ... ketika islam mengajarkan kita untuk tidak menzholimi diri sendiri dan orang lain, menghambur- hamburkan harta, melindungi diri dari kehancuran (terjerumus pada hal- hal yang merusak), hidup bersih, tidak boleh masuk masjid orang yang baru saja makan bawang, membelanjakan harta fisabilillah, dll ... eh .. malah ada ustadz yang tidak mendukung fatwa Haram rokok ini.... TEEE...EERRR LA... LUUUUU ...!

Apakah kita tidak mengetahui atau tidak dapat membaca dengan jelas tulisan yang dicantumkan dalam bungkus ROKOK? atau masihkah membutuhkan penafsiran lebih lanjut tentang tulisan tersebut ( yang sudah jelas diiklankan BUKAN BASA- BASI, artinya BENERAN ) ....

Semoga Allah memberikan petunjuk kepada para Ustadz di negeri ini agar mereka mengatakan yang benar adalah banar dan yang slah adalah salah serta melindungi kita dari hal- hal yang dapat menjerumuskan kita ke dalam kemurkaan-Nya. amiin

Kamis, 19 Maret 2009

Renungkanlah


Demi Allah Ta'ala, Renungkanlah !

Seorang anak manusia keluar dari rahim ibunya. lalu ia meletakkannya di atas permukaan tanah dalam keadaan menangis , kecil, ringan, dan lemah. Lalat dan nyamuk kerap mengganggunya. ia keluar dari perut ibunya dengan membawa kotoran, tanpa materi dunia apapun. Tak sehelai benangpun yang membalut tubuhnya. Tanpa kekuatan walaupun sekedar untuk menyangga kedua kakinya.

Subhanallah,

  • Siapakah yang telah mengeluarkannya dari rahim ibunya ?
  • Siapakah yang memberinya pakaian setelah ia dulu telanjang?
  • Siapakah yang membuat lidahnya dapat berbicara ?
  • Siapakah yang membuat kedua telinganya dapat mendengar ?
  • Siapakah yang membuat kedua matanya dapat melihat ?
  • Siapakah yang membuat kedua kakinya dapat berjalan ?
  • siapakah yang menjadikannya manusia yang sempurna ?
  • Siapakah yang memberinya makan, minum dan tempat tinggal ?
  • Siapakah yang membuat akalnya dapat berfikir dan merenung ?
  • Siapakah yang membuat jantungnya berrdenyut ?
  • Siapakah yang membuat paru- parunya dapat bernafas ?
  • Siapakah yang menunjukinya kepada Islam ?
  • Siapakah yang menerangi pikirannya ?
  • Siapakah yang memberinya petunjuk untuk menjemput hidayah ?
  • Siapakah yang menganugerahinya istri dan keturunan ?
  • Siapakah yang menjamin rizkinya ?
  • Siapakah yang menyembuhkannya ketika sakit ?
  • Siapakah yang memberinya pengetahuan ?
  • Siapakah yang menganugerahinya pemahaman ?
  • Siapakah yang memberinya jalan keluar dari masalah yang ia alamai di dunia ?
  • Siapakah yang telah menanugerahinya nikmat lahir maupun batin, siang maupun malam ?

Demi Allah, Katakan Siapakah dia ?

Sungguh Dia-lah Allah penguasa alam semesta! Dia-lah Allah yang meninggikan tujuh lapis langit tanpa tiang! Dia- lah Allah yang menghamparkan tujuh lapis bumi! Dia-lah Allah yang Maha Mulia, Maha Agung, Maha Santun, Maha Baik, dan Maha Penyayang! Dia-lah Allah ! Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik.

(di kutip dari buku :"Cara Mudah Mengurus Jenazah, Pustaka At- Tazkia, hal. 4-6)

Rabu, 18 Maret 2009

Renungan


Renungkanlah Walau Sejenak

(dikutip dari buku :"Cara Mudah Mengurus Jenajah", Pustaka at- Tazkiah, hal. 114-120)

Saudaraku semuslim, pernahkah anda berfikir sejenak? Panas api dunia dapat melembutkan besi dan melelehkan batu. Maka bagaimana dengan api akhirat, yang panasnya lebih mencapai 69 kali lipat. Bagimana pula dengan api Jahannam? kita mohon keselamatan dari Allah SWT.

Saudaraku tercinta, tanyalah pada dirimu:

Sanggupkah engkau memegang bara dengan tanganmu?

Sanggupkah engkau masuk kedalamkobaran api sesaat saja?

Sanggupkah engkau minum air yang menggelegak?

Sesungguhnya itu hanyalah api dunia! sehingga, para sahabat berkata:"panas api dunia saja sudah cukup wahai Rasulullah! Sungguh itu merupakan ajakan kepada muhasabah. mengevaluasi diri agar selamat dari adzab jahannam.

Pernahkah engkau berfikir dengan sungguh- sungguh dan jujur tentang cara menyelamatkan diri dari lembah jahannam, mulai dari rantai dan belenggu jahannam maupun dari hembusan panasnya. Allah SWT berfirman:

"dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang- orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam Neraka Jahannam. Muka mereka dibakar api naar, dan mereka didalam naar itu dalam keadaan cacat. bukankah ayat- ayat-Ku telah dibacakan kepadamu sekalian, tetapi kamu selalu mendustakannhya? mereka berkata :"Ya Rabb kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang- orang yang tersesat. Ya Robb kami, keluarkanlah kami dari padanya (dan kembalikannlah kami kedunia), maka jika kami kembali (juga pada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang- orang yang zhalim. Tinggalah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan aku." (Al- Mu'minun:103-108)

"Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Rabbnya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya Neraka Jahannam. ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup." (Thaha:74)

"dan orang- orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga- penjaga Neraka Jahannam:"mohonkanlah pada Rabbmu supaya dia meringankan adzab dari kami barang sehari." (Al- Mu'min:49)

"Sesungguhnya pohon zaqum itu, makanan orang yang banyak berdosa, (ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut, seperti mendidihnya air yang sangat panas. peganglah dia kemudian seretlah dia ke tengah- tengah neraka. Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya siksaan (dari) air yang panas. Rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia. Sesungguhnya ini adalah adzab yang dahulu kamu selalu meragu- ragukannya." (Ad- Dukhan:43-50)

"Setiap kali kulit mereka hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan adzab." (An- Nisa:56)

"(Dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) kami bertanya kepada Jahnnam :" Apakah kamu sudah penuh" dia menjawab :"Masih adakah tambahan?" (Qaaf:30)

Abdullah bin Mas'ud ra meriwayatkan sabda Rasulullah saw:

"Dibawah Neraka Jahannam pada hari itu dengan 70 ribu kekang dan setiap tali kekang ditarik oleh 70 ribu Malaikat. (HR. Muslim No.2842)

Nu'man bin Basyir ra meriwayatkan sabda Rasulullah saw :

"Sesungguhnya adzab penduduk neraka yang paling ringan adalah adzab seorang lelaki yang diletakkan pada kedua tapak kakinya bara api sehingga menggelegak otaknya. tidak terlihat seorang pun yang menjalani adzab yang lebih ringan daripadanya. dan sesungguhnya ia adalah yang paling ringan adzabnya." (HR. Al- Bukhari No. 6561 dan Muslim No. 213)

Sesungguhnya Jahannam itu adalah neraka yang menyala- nyala! sesungguhnya saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan penghuninya selamat! sesungguhnya ia adalah ancaman terhadap manusia! ia adalah tempat tinggal orang yang sombong, zhalim, jahat, khianat suka mengolok- olok, fasik, durhaka, berdosa, mendustakan, lingkar, kafir dan pendosa.

Itulah neraka tempat kemarahan Allah SWT yang Maha Perkasa. Minuman penduduknya adalah hamim, makanannya adalah zaqqum, busananya tembaga cair, rantainya besi, bahan bakarnya manusia dan bebatuan, angan- angan penduduknya adalah kematian, bunga apinya sebesar dan setinggi istana, pintunya ada tujuh dan hati penjaganya lebih keras daripada batu.

Sesungguhnya neraka itu hitam dan gelap, suram dan buas, adzabnya sangat pedih, dan lubangnya sangat dalam! Neraka memiliki tujuh tingkat: Jahnnam, Lazha, Hutamah, Sa'ir, Saqar, Jahim, dan Hawiyah.

Saudaraku, jalan pintas dan paling mudah menyelamatkan diri dari adzab neraka adalah bertaubat dan kembali kepada Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Allah berfirman :

"Katakanlah :"hai hamba- hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa- dosa semuanya. Sesungguhynya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. dan kembalilah kamu kepada Rabbmu, dan berserah dirilah kekapada-Nya." (Az- Zumar: 53-54)

Nasihat


Nasihat Tulus Untuk Saudari Muslimah

Bertakwalah kepada Allah SWT, wahai saudariku dan tetaplah muraqabah (merasa selalu diawasi Allah), agar kelak kalian meraih surga dan ridha ilahi. Jadikanlah tirai pelindung antara dirimu dengan adzab penguasa langit dan bumi. jaga dan peliharalah hijab dan jilbab syar'i! Demi Allah, itu merupakan kemuliaan yang agung bagimu sekaligus mahkota yang Allah pakaikan untukmu, tirai yang telah Allah kenakan kepadamu. Ucapkanlah Al-hamdulillah atas keistimewaan dan karunia yang agung ini. Wanita di dunia banyak. Maka janganlah lalai dengan kelembutan yang Allah berikan kepada dirimu, dengan kesehatan yang Allah anugerahkan padamu. Sebab, Allah SWT sangat cemburu atas nikmat- nikmat-Nya, dan sangat marah apabila dilanggar larangannya.

Ketahuilah, Allah SWT Maha Agung, Maha Kuat, dan Maha Keras pembalasannya. janganlah peduli dengan banyaknya wanita- wanita yang binasa karena mengolok- olok agama dan  mengikuti hawa nafsu. Mereka itu bukanlah teladan utuk dirimu. Teladan anda adalah para ibunda kaum Mukminin (istri- istri Rasulullah saw) dan para shabiyyah.

Karena itu, janganlah memandang remeh masalah jilbab, apalagi mengabaikannya. jangan mundur walaupun sejengkal dalam mempertahankannya. Berhijab adalah ibadah sekaligus ibadahmu kepada Allah SWT.

Jangan kenakan busana yang hanya tersangkut di bahumu. Jangan pakai baju sempit, modis, dan bercorak- corak (mencolok, alias ngejreng). Jangan buka cadarmu atau sebagaian darinya selain kepada mahrammu. Jangan memakai penutup wajah yang luas dan menggoda atau litsaam (pakaian yang memancing fitnah). Jangan pakai celana jeans dan menyerupai kaum lelaki!

Jangan mencukur alis mata, mentato badan atau memakai wig! jangan bersama kaum pria dan bercampur- baur bersama mereka! jauhilah teman- teman pergaulan yang jahat, sebab mereka adalah penyebab kesesatan dan kehancuran. jauhilah mereka!

Janganlah banyak keluar ke pasar. hendaknya anda keluar ke pasar karena keperluan yang sangat penting. hendaklah anda disertai salah seorang mahrammu. janganlah ke pasar dengan mengenakan wewangian, berhias dan membuka aurat, tapi pakailah jilbab sebagaimana ditetakan dalam syariat. jangan menampar- nampar pipi dan mengoyak- oyak baju ketika tertimpa musibah.

Hindarilah penyakit sombong dan takjub pada diri sendiri! janganlah pakai busana semi telanjang. seperti pakaian pendek dan terbuka salah satu bagiannya yang sekarang ini banyak dipakai dalam acara- acara tertentu.

Janganlah anda membohongi Allah SWT! karena Allah selalu melihatmu dan mengamatimu. hindarilah pembalasan dan adzab-Nya! ketahuilah semoga Allah SWT merahmatimu, kecantikanmu terletak pada rasa malumu, kesucian dirimu, hijabmu, tirai penutupmu dan kecerdasan akalmu.

Semoga Allah SWT memberi anda petunjuk untuk melakukan kebaikan, menganugerahkan berkah di mana pun anda berada, menjadikan anda bermanfaat untuk islam dan kaum muslimin, menempatkan anda sebagai wanita penghuni surga dan memberi anda rizki pemahaman dalam agama. amin.

(dikutip dari buku :"Cara Mudah Mengurus Jenazah", Pustaka At- Tazkia, hal.103-105)

Jumat, 13 Maret 2009

Biografi


Biografi Singkat Syeikh Ahmed Deedat ; sang Kristolog

(dikutip dari buku :"Belajar mudah KRISTOLOGI bersama Ahmed Deedat, Pustaka Da'i, Asyraf Muhammad Wahsy)

  • Syeikh Ahmed Deedat dilahirkan di kota Tadkisnar, Suwarat, India pada tahun 1918.
  • Pada tahun 1927, beliau pindah ke Afrika untuk menyusul orang tuanya.
  • Setelah berumur sepuluh tahun beliau masuk sekolah dasar dan berhasil menyelesaikan pendidikan dasarnya dengan baik. Akan tetapi kondisi ekonomi yang sulit menghambat beliau untuk melanjutkan pendidikannya.
  • Pada tahun 1934, beliau bekerja sebagai sales pada sebuah toko yang menjual bahan- bahan makanan pokok, kemudian bekerja sebagai supir pada sebuah pabrik perabotan. karena kesungguhan dan kejujurannya, beliaupun diangkat sebagai kepala cabang pada perusahaan yang sama, dan setelah menapaki beberapa jabatan selanjutnya, akhirnya beliau diangkat menjadi direktur pabrik tersebut.
  • Dipenghujung tahun empat puluhan, Syeikh Ahmad Deedat mengikuti program pelatihan bagi para pemula untuk reparasi radio, dasar- dasar tekhnik listrik dan berbagai keterampilan lainnya. setelah beliau berhasil mengumpulkan sejumlah uang, pada tahun 1949 beliau berangkat ke Pakistan dan berdiam disana beberapa waktu untuk menjalankan pabrik tenun.
  • Syeikh Ahmed Deedat menikah dan dikarunia dua orang anak putera dan seorang putri.
  • Setelah tiga tahun berlalu, Syeikh Ahmed Deedat terpaksa kembali lagi ke Afrika agar tidak kehilangan kewarganegaraannya, sebab beliau bukanlah kelahiran Afrika Selatan.
  • Sesampainya di Afrika Selatan, beliau ditawarkan untuk menduduki jabatan direktur pabrik perabotan tempatnya beliau bekerja sebelumnya.
  • Pada awal tahun lima puluhan, beliau menerbitkan bukunya yang berjudul "Madza Yaqulu Al- Kitab Al Muqoddas 'an Muhammed saw" ( What the Bible Says about Muhammad  -peace be upon him) dan buku "Hal Al- Kitab Al- Muqaddas Kalamullah" (Is the Bible God's Word) "Benarkah Bibel Firman Allah)
  • Pada tahun 1959, Syeikh Ahmed Deedat mengundurkan diri dari pekerjaannya untuk memfokuskan diri kepada tugas yang diembannya dalam kehidupan sesudahnya, yaitu berdakah kepada islam melalui berbagai debat, seminar dan ceramah- ceramah. dalam upayanya yang gigih untuk melaksanakan peran yang agung ini, beliau berkunjung kesejumlah negara dan menjadi terkenal dengan debat- debat yang dilakukannya bersama para nara sumber agama Masehi, seperti Klark, Jimmy Swaggart dan Anis Shorosh.
  • Beliau mendirikan Institut As- Salam untuk pengkaderan para Da'i dan mendirikan Islamoc Propagation Center International di kota Dorban, Afika Selatan.
  • Syeikh Ahmed Deedat telah mengarang lebih dari 20 buku, diantaranya ada yang dicetak sebanyak jutaan naskah untuk dibagi- bagikan secara gratis, lain lagi debat- debat yang telah dicetk sebagiannya. Beliau juga telah menyampaikan ribuan ceramah di seluruh pelosok dunia.
  • Sebagai ungkapan terima kasih terhadap segala upayanya yang luar biasa, Syeikh Ahmed deedat mendapatkan penghargaan dari Raja Faisal dengan diikutkan sebagai anggota dalam organisasi al- Khidmah al -Islamiyah al- 'Alamiyah (Pelayanan Umat Islam Dunia) tahun 1986.

Kamis, 12 Maret 2009

Iman


31 Penyebab Lemahnya Iman

  1. Kurang ikhlas
  2. Konsistensi emosional atau selalu mengikuti emosi (perasaan)
  3. Kecendrungan kepada masa lalu yang berlebihan
  4. Minimnya pendidikan mental
  5. Dangkalnya pemahaman tentang arti ibadah
  6. Lalai dalam melaksankan ibdah sehari- hari
  7. Sedikit menuntut ilmu
  8. Al- Futur (malas) yang terus menerus
  9. Al- Ajzu (lemah)
  10. Kurang introspeksi diri
  11. Terlalu sibuk dengan anak dan istri
  12. Mengabaikan tugas hati
  13. Al- Faudhiyyah (asal- asalan atau tidak stabil)
  14. Sibuk dengan aib orang lain (suka menggunjing)
  15. Perhatian yang berlebihan pada diri (fisik)
  16. Tidak suka bermusyawarah
  17. Menyia- nyiakan waktu
  18. Banyak tertawa atau bercanda
  19. Perbuatan dosa khulwah (tersembunyi dari pandangan manusia)
  20. Lalai dalam memperbaharui iman
  21. Lemahnya hubungan antara penuntut ilmu dan para Ulama
  22. Berlebih- lebihan dalam hal yang halal dan mubah
  23. Tenggelam di dalam masalah- masalah yang kecil, meninggalkanperkara- perkara yang lebih pokok
  24. Bergaul dengan orang- orang pengannguran
  25. Bercita- bercita rendah
  26. Tidak mengetahui kemampuan dan potensi diri
  27. Terlalu banyak hal- hal yang menyibukkan (perkara duniawi)
  28. Banyak tuntutan hidup tapi tidak memiliki kemampuan
  29. Tidak ada pendidik yang mengarahkan dan lemahnya program kerja
  30. Kurang menykai pahala
  31. Sikap mengalah, artinya mengalah dari prinsip dengan alasan maslahat.

(dikutip dari buku 31 sebab lemahnya iman, Husain Muhammad Syamir, Darul Haq)

Sabtu, 28 Februari 2009

Anak Shaleh

Katalog Anak Shaleh Dalam Al- Qur'an :

dikutip dari : Buku Pintar, memahami Al- Qur'an secara tematik, Ir. Aris gunawan Hasyim, Pesantren Terbuka Nur Al- Qur'an, hal. 82-83

1. Jika Allah menghendaki, walaupun orang tuanya sesat/ kafir, namun anaknya menjadi anak yang shaleh ( Nabi Ibrahim as ), lihat Qs. Al- Hadid (57) : 26

2. Jika Allah menghendaki maka anaknya akan dijadikan batu ujian bagi orang tuanya; seperti anaknya Nabi Nuh as. lihat Qs. At- Taghobun (64) : 14-15

3. Secara umum anak akan menurun seperti orang tuanya. bila orang tuanya jahat maka anaknyapun akan jahat. lihat Qs. Nuh (71) : 26-27

4. Anak shaleh ditentukan oleh bibitnya/ keadaan orang tuanya :

     - warisan do'a orang tua dan nenek moyangnya, Qs.25: 74, 14:40

     - memilih pasangan hidupnya, yang seiman, Qs.2: 221, 24:26, 4:22-24, 60:10, 3:118-120, 

        24:3

     - berdo'a memohon anak yang shaleh, Qs.37:100, 3:38, 21:89-90, 19:4-6

     - berdo'a ketika mendatangi istri agar anaknya dijauhkan dari syethan 

     - berdo'a dikala mengandung

................ bersambung ....

Jumat, 13 Februari 2009

Homescooling

Mulai Homeschooling
Anda tertarik dengan homeschooling? Anda mempertimbangkan untuk menerapkan homeschooling bagi putera-puteri Anda? Apa yang harus dilakukan? Informasi mengenai apa yang sebaiknya diketahui?
1. Homeschooling itu LEGAL
Homeschooling adalah salah satu model belajar bagi anak-anak. Homeschooling bukan berarti tidak belajar. Sekolah bukan satu-satunya tempat belajar anak dan cara anak untuk mempersiapkan masa depannya.
Di dalam sistem pendidikan Indonesia, keberadaan homeschooling adalah legal. Keberadaan homeschooling memiliki dasar hukum yang jelas di dalam UUD 1945 maupun di dalam UU no 20/2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional. Sekolah disebut jalur pendidikan formal, homeschooling disebut jalur pendidikan informal. Siswa homeschooling dapat memiliki ijazah sebagaimana siswa sekolah dan dapat melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi manapun jika menghendakinya.
Lebih rinci mengenai dasar hukum dan ujian kesetaraan.
 
2. Apa alasan Anda memilih Homeschooling?
Banyak alasan orang tua memilih homeschooling. Secara general, alasan utama orang memilih homeschooling adalah tidak puas dengan model sekolah umum dan ingin memberikan pendidikan yang berkualitas kepada anak. Selain itu, ada yang melakukan homeschooling karena ada kebutuhan khusus pada anak; misalnya autis, anak-fokus, berbakat, dsb. 
Identifikasi alasan Anda sendiri untuk memilih homeschooling agar Anda dapat menentukan solusi yang tepat untuk model homeschooling Anda. Identifikasi juga kendala atau concern Anda mengenai homeschooling untuk Anda cari jawabannya. Pertanyaan yang sering muncul diantaranya: apakah saya bisa, kami orang tua yang bekerja, saya tidak pandai, saya tidak sabaran, apakah saya harus mengajar sendiri semuanya? 
Jika Anda memang ingin melakukan homeschooling, ujilah seberapa jauh komitmen Anda terhadap homeschooling putera-puteri Anda. Bagaimana Anda menempatkan homeschooling dalam prioritas pribadi dan keluarga Anda? Berapa banyak waktu Anda yang dapat Anda sediakan untuk homeschooling? 
Homeschooling adalah sebuah proses yang dapat dilakukan oleh orang tua manapun yang mencintai dan berdedikasi pada puteri-puterinya. Apapun latar belakang pendidikan atau pekerjaan Anda, tidak menghalangi Anda untuk melakukan homeschooling. Yang diperlukan adalah komitmen, kesediaan belajar, dan bekerja keras. Homeschooling memang bukan sebuah hal yang mudah, tetapi homeschooling dapat dijalankan karena sudah jutaan orang tua yang mempraktekkannya. 
It works and it’s worthed. Kerja keras Anda akan membuahkan hasil membahagiakan ketika anak Anda tumbuh dengan gembira dan keluarga Anda berkembang bersama dengan berkualitas.
Kerja keras Anda akan membuahkan hasil membahagiakan ketika anak Anda tumbuh dengan gembira dan keluarga Anda berkembang bersama dengan berkualitas. 
Kerja keras Anda akan membuahkan hasil membahagiakan ketika anak Anda tumbuh dengan gembira dan keluarga Anda berkembang bersama dengan berkualitas. 
Beberapa contoh praktek homeschooling di Indonesia dapat dibaca di sini. 
3. Cari informasi sebanyak-banyaknya.
Cari informasi untuk menjawab pertanyaan dan concern pribadi Anda.
Di Internet tersedia banyak sekali informasi mengenai homeschooling di seluruh. Carilah menggunakan Yahoo! dengan kata kunci "homeschooling", maka Anda akan mendapatkan banyak sekali link mengenai homeschooling di berbagai penjuru dunia. Untuk informasi mengenai homeschooling di Indonesia, Anda dapat membaca milis Asah Pena (Asosiasi Sekolah Rumah dan Pendidikan Alternatif). Atau cari di Yahoo! dengan kata kunci "homeschooling Indonesia". Dari waktu ke waktu semakin banyak informasi dan websites mengenai praktek homeschooling di Indonesia.
Selain itu, bacalah artikel atau buku-buku mengenai homeschooling. Salah satu buku yang sangat membantu kami memahami homeschooling adalah "The Complete Idiot Book to Homeschooling". Buku itu menjelaskan mengenai homeschooling dengan bahasa yang sangat sederhana dan mudah dimengerti.
Hadirilah seminar homeschooling dan berbincanglah dengan orang tua yang sudah mempraktekkan homeschooling bagi putera-puterinya. Seperti yang Anda ketahui, setiap keluarga menjalankan homeschooling dengan cara yang berbeda-beda. Dengan banyak belajar dan menyimak, Anda akan mendapatkan perbandingan untuk rancangan homeschooling yang sesuai bagi putera-puteri Anda dan keadaan keluarga Anda. 
Selama Anda mencari informasi, pastikan semua pertanyaan dan concern Anda terjawab. Mungkin sebagian informasi yang Anda butuhkan ada sini.
 
4. Memilih metoda Homeschooling
Banyak metoda pendidikan yang dapat diterapkan untuk homeschooling. Pilihlah yang sesuai dengan gaya anak-anak Anda belajar.
Metode homeschooling sangat beragam: mulai yang sangat tidak terstruktur (unschooling) hingga yang sangat terstruktur (school at-home). Unschooling adalah membiarkan anak-anak belajar apa saja sesuai minatnya dan orang tua tinggal memfasilitasinya. School at-home adalah model belajar seperti sekolah reguler, dengan menggunakan buku pegangan seperti sekolah, hanya saja belajarnya di rumah.
Diantara dua metode itu ada banyak sekali metode belajar yang dapat diterapkan dalam homeschooling, misalnya: montessori, waldorf, unit studies, …
Secara ringkas, Anda dapat membacanya di sini. Atau, kunjungi situs-situs metode belajar yang ingin Anda ketahui.
 
5. Memilih Kurikulum dan Materi Ajar
Departemen Pendidikan Nasional RI telah mengembangkan kurikulum yang dapat Anda download dengan cuma-cuma di sini. Jika Anda ingin mengikuti ujian kesetaraan, perhatikan kurikulum itu untuk mengetahui sasaran pendidikan yang harus dicapai putera-puteri Anda.
Jika Anda ingin menggunakan kurikulum lain selain yang dikembangkan Depdiknas, itu adalah hak Anda sepenuhnya untuk memberikan yang terbaik bagi putera-puteri Anda. Pada umumnya, orang tua homeschooling memilih dan menggabungkan bermacam kurikulum sesuai dengan kebutuhannya. Di luar negeri, tersedia banyak kurikulum yang dapat Anda download secara gratis. Lebih jauh lihat di sini.
Untuk bahan ajar, Anda dapat menggunakan materi yang sudah Anda miliki, dari toko buku, atau hasil kreativitas Anda. Ide-ide materi pengajaran juga tersedia sangat berlimpah di Internet dan dapat Anda peroleh secara gratis maupun berbayar. Beberapa contoh bahan pengajaran yang dapat Anda peroleh secara gratis dapat Anda lihat di sini.
 
6. Bentuk Komunitas Pendukung
Salah satu prinsip homeschooling adalah memanfaatkan segala sumber daya yang ada di sekitar kita (belajar apa saja, di mana saja, bersama siapa saja, kapan saja). Salah satu sumber daya yang harus kita manfaatkan adalah keluarga. Sebarkan rencana Anda mengenai homeschooling pada orang tua, mertua, dan keluarga terdekat sehingga mereka tidak menjadi perintang, tetapi justru menjadi pendukung dan sumber belajar (resource person) bagi putera-puteri Anda.
Jika ada Komunitas Homeschooling di sekitar Anda, bergabunglah agar Anda dapat bertukar pengalaman dan saling berbagi materi belajar yang dimiliki. Jika di sekitar Anda masih belum ada Komunitas Homeschooling, jadikan diri Anda sebagai pionir bagi homeschooler di sekitar Anda. Semakin banyak teman untuk saling berkaca dan semakin banyak pengalaman untuk berbagi, semakin mudah homescholing dijalankan. 
Beberapa Komunitas homeschooling dan contoh praktek homeschooling ada di sini. 
 
7. Just start it
Jika Anda sudah mantap menempuh homeschooling, mulailah mempraktekkannya untuk putera-puteri Anda. Jangan menunggu segala sesuatu sempurna dan ideal. Yang terpenting adalah memulainya dan Anda memang berkomitmen menjalankannya. 
Ketika mempraktekkan sebuah metode tertentu untuk putera-puteri Anda, jangan mudah menyerah kalau metode itu tak bekerja baik bagi Anda dan putera-puteri Anda. Ingatlah bahwa setiap anak dilahirkan spesial, mereka mempunyai kelebihan & kekurangan masing-masing. Kakak beradik saja seringkali memiliki sifat dan gaya belajar yang berbeda.
Lenturkan diri Anda sampai Anda menemukan metode yang paling sesuai. Jangan merasa enggan untuk berubah atau mencoba, karena homeschooling memberikan fleksibilitas bagi Anda untuk menemukan dan memilih hal-hal yang paling sesuai bagi putera-puteri Anda dan Anda sendiri. Itulah asyiknya homeschooling.
Tulisan ini tentu saja tidak lengkap dan sempurna. Walaupun begitu, mudah-mudahan ada manfaatnya bagi Anda. Selamat menjalankan homeschooling; hari-hari yang indah dan tumbuh bersama putera-puteri Anda dengan bahagia!
Mana yang lebih baik antara homeschooling dan sekolah reguler? 
Pengertian Homeschooling 

Written by Administrator  
Sunday, 17 September 2006 
Semua sistem pendidikan memiliki kelebihan dan kekurangan. Satu sistem sesuai untuk kondisi tertentu dan sistem yang lain lebih sesuai untuk kondisi yang berbeda. Daripada mencari sistem yang super, lebih baik mencari sistem yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak dan kondisi kita.
Sistem pendidikan anak melalui sekolah memang umum dan sudah dipraktekkan selama bertahun-tahun lamanya. Saat ini, pendidikan melalui sekolah menjadi pilihan hampir seluruh masyarakat.
Tetapi sekolah bukanlah satu-satunya cara bagi anak untuk memperoleh pendidikannya. Sekolah hanyalah salah satu cara bagi anak untuk belajar dan memperoleh pendidikannya. Sebagai sebuah institusi/sistem belajar, sekolah tidaklah sempurna. Itulah sebabnya, selalu ada peluang pembaruan untuk memperbaiki sistem pendidikan; baik di level filosofi, insitusi, approach, dan sebagainya.
Sebagai sosok yang bertanggung jawab untuk mengantarkan anak-anak pada masa depannya, orang tua memiliki tanggung jawab sekaligus pilihan untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak. Homeschooling menjadi alternatif pendidikan yang rasional bagi orang tua; memiliki kelebihan dan kekurangan inheren di dalam sistemnya. 
Tugas kita sebagai orang tua adalah memastikan bahwa kita telah memberikan yang maksimal untuk anak-anak kita, dengan segala batasan (constraint) yang kita miliki.


Kelebihan dan Kekurangan HS 

Pengertian Homeschooling 

Written by Administrator  
Sunday, 17 September 2006 
 
Kelebihan homeschooling:
• - Customized, sesuai kebutuhan anak dan kondisi keluarga.
• - Lebih memberikan peluang untuk kemandirian dan kreativitas individual yang tidak didapatkan dalam model sekolah umum.
• - Memaksimalkan potensi anak sejak usia dini, tanpa harus mengikuti standar waktu yang ditetapkan di sekolah.
• - Lebih siap untuk terjun di dunia nyata (real world) karena proses pembelajarannya berdasarkan kegiatan sehari-hari yang ada di sekitarnya.
• - Kesesuaian pertumbuhan nilai-nilai anak dengan keluarga. Relatif terlindung dari paparan nilai dan pergaulan yang menyimpang (tawuran, drug, konsumerisme, pornografi, mencontek, dsb).
• - Kemampuan bergaul dengan orang tua dan yang berbeda umur (vertical socialization).
• - Biaya pendidikan dapat menyesuaikan dengan keadaan orang tua
Kekurangan homeschooling:
• - Butuh komitmen dan keterlibatan tinggi dari orang tua
• - Sosialisasi seumur (peer-group socialization) relatif rendah. Anak relatif tidak terekspos dengan pergaulan yang heterogen secara sosial.
• - Ada resiko kurangnya kemampuan bekerja dalam tim (team work), organisasi, dan kepemimpinan.
• - Perlindungan orang tua dapat memberikan efek samping ketidakmampuan menyelesaikan situasi sosial dan masalah yang kompleks yang tidak terprediksi.



Masa depan anak homeschooling? 

Pengertian Homeschooling 

Written by Administrator  
Saturday, 16 September 2006 
Bagaimana masa depan dan profesi anak-anak homeschooling?
Pintu masuk untuk memasuki sebuah profesi adalah keahlian (expertise) dalam bidang tertentu. Dalam sistem yang umum, salah satu tanda keahlian ditandai dengan ijazah/sertifikat dari sebuah jenjang pendidikan tertentu. Selain ijazah, ukuran sebuah keahlian yang lain adalah hasil karya (output) yang dihasilkan.
Jika ijazah dari Perguruan Tinggi yang menjadi kebutuhan, praktisi homeschooling dapat mengikuti ujian kesetaraan (Paket A, B, C) dan melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi seperti pendikan reguler pada umumnya. 
Jika sertifikat yang menjadi pintu profesi, praktisi homeschooling dapat mengikuti kursus dan program sertifikasi yang banyak diselenggarakan oleh asosiasi profesi atau perusahaan swasta tertentu. Banyak profesi di bidang komputer, bahasa, seni, dan keahlian-keahlian lain yang dapat berawal dari standar sertifikasi profesi tertentu.
Selain dua pintu profesi di atas, semakin banyak profesi-profesi yang berkembang berdasarkan output. Perusahaan swasta pun semakin menghargai "portofolio karya/kemampuan" daripada sekedar ijazah. Sebagian besar profesi-profesi berdasarkan karya/kemampuan adalah profesi di dunia modern. Profesi-profesi berorientasi output itu semakin luas dan memiliki masa depan yang cerah misalnya: bisnis, komputer, marketing, fotografi, entertainment, tulis-menulis, desain, dan sebagainya.
Pada akhirnya, yang dinilai adalah output. Homeschooling memiliki potensi besar untuk mengembangkan kemampuan dan keahlian anak-anak karena sifat pendidikan homeschooling yang customized dan didesain khusus memenuhi kebutuhan anak.



Apa persamaan dan perbedaan homeschooling dengan sekolah reguler? 

Pengertian Homeschooling 

Written by Administrator  
Saturday, 16 September 2006 
Persamaan:
• Sekolah dan homeschooling merupakan model pendidikan anak.
• Sekolah dan homeschooling bertujuan untuk mencari kebaikan bagi anak-anak.
• Sama-sama dapat mengantarkan anak-anak pada tujuan pendidikan. 
Perbedaan:
Sistem di sekolah terstandardisasi, sistem di homeschooling customized sesuai kebutuhan anak dan kondisi keluarga
Pengelolaan di sekolah terpusat (kurikulumnya diatur), pengelolaan homeschooling tergantung orang tua (orang tua memilih sendiri kurikulum dan materi ajar untuk anak)
Jadwal belajar di sekolah telah tertentu, jadwal belajar homeschooling fleksibel tergantung kesepakatan orang tua-anak.
• Tanggung jawab pendidikan sekolah didelegasikan orang tua kepada guru dan sekolah, pada homeschooling tanggung jawab sepenuhnya ada di orang tua.
• Di sekolah, peran orang tua relatif minimal karena pendidikan dijalankan oleh sistem dan guru; pada homeschooling peran orang tua sangat vital dan menentukan keberhasilan pendidikan anak.
• Pada model belajar di sekolah, sistem sudah mapan dan orang tua tinggal memilih/mengikuti; homeschooling membutuhkan komitmen dan kreativitas orang tua untuk mendesain dan melaksanakan homeschooling sesuai kebutuhan anak.



Apa itu Homeschooling? 

Pengertian Homeschooling 

Written by Administrator  
Saturday, 16 September 2006 
Homeschooling (HS) adalah model alternatif belajar selain di sekolah. Tak ada sebuah definisi tunggal mengenai homeschooling. Selain homeschooling, ada istilah "home education", atau "home-based learning" yang digunakan untuk maksud yang kurang lebih sama. 
Dalam bahasa Indonesia, ada yang menggunakan istilah "sekolah rumah". Aku sendiri secara pribadi lebih suka mengartikan homeschooling dengan istilah "sekolah mandiri". Tapi nama bukanlah sebuah isu. Disebut apapun, yang penting adalah esensinya.
Salah satu pengertian umum homeschooling adalah sebuah keluarga yang memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anak-anak dan mendidik anaknya dengan berbasis rumah. Pada homeschooling, orang tua bertanggung jawab sepenuhnya atas proses pendidikan anak; sementara pada sekolah reguler tanggung jawab itu didelegasikan kepada guru dan sistem sekolah. 
Walaupun orang tua menjadi penanggung jawab utama homeschooling, tetapi pendidikan homeschooling tidak hanya dan tidak harus dilakukan oleh orang tua. Selain mengajar sendiri, orang tua dapat mengundang guru privat, mendaftarkan anak pada kursus, melibatkan anak-anak pada proses magang (internship), dan sebagainya.
Sesuai namanya, proses homeschooling memang berpusat di rumah. Tetapi, proses homeschooling umumnya tidak hanya mengambil lokasi di rumah. Para orang tua homeschooling dapat menggunakan sarana apa saja dan di mana saja untuk pendidikan homeschooling anaknya



Thursday, 10 May 2007 
Kakak Beradik Raih Gelar Profesor di Usia Muda
Gagah Wijoseno - detikcom

New York - Prestasi kakak beradik Angela dan Diana Kniazeva bakal membuat iri setiap orang yang mendengarnya. Bayangkan saja, di usia 19 tahun (Diana) dan 21 tahun (Angela), akan mendapat gelar profesor.

Gadis kelahiran Rusia itu akan mendapat gelarnya pada bulan September mendatang, dari Universitas Rochester. Kakak beradik Kniazeva mengambil gelar master jurusan kebijakan internasional di Universitas Stanford, California. Sementara itu, tiap hari Rabu mereka mengambil gelar doktoral di Universitas Bisnis Stern, New York.

Kedua saudara ini menolak dikatakan jenius. "Kami kira karena kami diberi kesempatan yang sangat berharga, dan kami beruntung," kata mereka seperti yang dilansir AFP, Kamis (10/5/2007).

Mereka dididik di rumah oleh orangtuanya. Lulus tingkat SMA pada usia 10 dan 11 tahun. Pada usia 13 dan 14 tahun, mereka lulus kuliah.
Mengajarsiswa yang lebih tua bukan masalah bagi mereka. "Kami pikir itu halkecil. Saya masih muda daripada siswa kami tidak mempengaruhi apa yangkami ajarkan atau bagaimana kami mengajar," kata mereka.(gah/gah)
 
(Sumber: www.detik.com, 2007-05-10 01:39:00)


Membangkitkan Minat Belajar 
Liputan Media 

Written by Administrator  
Wednesday, 21 February 2007 
(Sumber: Koran SINDO, 21 Februari 2007)  
Menumbuhkan minat belajar anak sebetulnya tidak terlalu sulit.Kenali apa yang disukai dan ajak dia melakukan hal tersebut.Niscaya minat belajar pun meningkat. 
KUNCINYA adalah mengetahui apa yang dapat membuat anak tertarik dan ingin belajar. Bagi anak usia delapan tahun ke bawah,belajar harus berangkat dari minat si anak itu sendiri. 
Sekretaris Jenderal Asosiasi Sekolah Rumah dan Pendidikan Alternatif (Asah Pena) Indonesia Dhanang Sasongko berpendapat, sifat dasar anak adalah senang belajar.Itu bisa terlihat sejak usia dini.Dimulai dari anak belajar berjalan,dia jatuh dan bangkit lagi atas kemauan sendiri. Sayangnya,lanjut dia,ketika anak menginjak usia empat tahunan, banyak terjadi intervensi orang dewasa, dalam hal ini orangtua. 
Dengan begitu minat belajar anak sesungguhnya itu menjadi terintervensi. Anak belajar karena kewajiban dan dorongan dari orangtua. ”Akhirnya dia menjadi tertekan,” kata Dhanang. Prinsip dasar belajar anakanak haruslah menyenangkan. Karena dengan belajar menyenangkan akan menumbuhkan emosional yang positif. Dalam proses belajar,anak harus diposisikan sebagai subjek dan bukan objek. 
Sebaiknya anak belajar atas inisiatif diri sendiri. Bila dalam proses belajar, si anak menjadi objek,maka yang banyak melakukan intervensi adalah pendidik.Si anak dijadikan robot dan terlalu banyak diarahkan oleh pendidik. Hasilnya akan membuat anak menjadi malas belajar, belajar tidak efektif. Dalam sistem belajar, anak harus ikut terlibat dalam proses pembelajaran. 
Salah satu caranya mungkin sebaiknya dalam satu kelas jangan sampai terlalu banyak siswa. Problem yang akan terjadi akan ada anak-anak yang merasa tidak diperhatikan. Dengan begitu minat belajarnya karena keterpaksaan. Solusinya, guru dituntut punya kompetensi dengan kondisi- kondisi yang terjadi sekarang ini.Guru perlu memahami bahwa anak didiknya adalah subjek.”Secara psikologi,guruguru juga harus memahami keanekaragaman minat belajar anak,”ujar Dhanang. 
Dia menyarankan, dalam proses belajar perlu dikembangkan metode pelajaran tematik yang aplikatif.Ada pembahasan- pembahasan atas sebuah masalah. Misalkan soal banjir,mungkin saja dari pembahasan itu muncul ide-ide yang luar biasa dan cemerlang dari anak. Atau dalam pelajaran mengenai stek tumbuhan, anak-anak bisa diajak untuk mempraktikkan langsung di lapangan. 
Kalaupun tidak bisa melakukan kegiatan praktik di luar ruang,bisa saja dengan cara menyajikan sejumlah materi tematik dan contohnya via media visual di dalam kelas. Sebagai contoh, Dhanang menunjukkan apa yang sudah dilakukan di sekolah-sekolah alam.Ternyata anak-anak lebih mudah menyerap pelajaran dengan baik dan menyenangkan. 
”Belajar tidak hanya teori. Teori dibutuhkan dalam rangka mengejar standardisasi kurikulum. Tapi untuk mencapai tujuan- tujuan itu, perlu ada media belajarnya yang menyenangkan bagi anak,”kata Dhanang. Sementara itu,Marlina,guru sekolah rumah di Perumahan Bumi Sawangan Indah Depok, mengaku punya trik jitu dalam mengajak anak agar tertarik belajar. 
Sebelum mulai mengajar, terlebih dulu dia harus mengetahui hal-hal apa saja yang disukainya dan tidak disukai. ”Nah,dari situ bila ada anak yang sedang malas belajar,saya mengajak dia melakukan suatu kegiatan yang disukainya,” katanya. Misalnya anak suka menggambar, sebelum mengajak si anak belajar,terlebih dulu dia diajak menggambar beberapa saat. Selanjutnya, setelah mood belajarnya bangkit. Barulah si anak diajak belajar lagi.
Reward Yes, Punishment No 
SEBISA mungkin orangtua memberikan reward atau penghargaan kepada anak atas berbagai prestasi yang dilakukan. Sebaliknya sedapat mungkin menghindari bentuk punishment atau hukuman.Sebab,hukuman yang kelewat batas akan membuat harga diri anak down atau turun. 
”Jenjang pendidikan anak masih jauh dan panjang, hasil sebuah proses belajar tidak bisa diukur oleh satu hari,satu minggu atau satu bulan.Tapi merupakan proses berkelanjutan. Untuk itu orangtua perlu memberikan reward dan dorongan,”kata Dhanang Sasongko, sekjen Asah Pena Indonesia. 
Menurut dia, dasar untuk mendorong minat belajar anak,kita perlu meningkatkan rasa percaya diri anak.Sebagai contoh: bila anak mendapat nilai matematika jelek, 4, orangtua dapat mendorongnya dengan mengatakan: ”Oh iya putri dapat nilai 4 ya.Tidak apaapa dulu ayah juga pernah kok dapat nilai 4 tapi setelah mencoba memperbaikinya, ternyata ayah bisa berhasil dapat angka 8.” Seorang anak tidak mungkin dapat menguasai semua mata pelajaran. 
Mungkin ada anak yang unggul di satu pelajaran, tapi lemah di pelajaran lainnya. Kalau dia kurang di salah satu pelajaran kenapa harus dipaksakan. Sebab, kecerdasan seorang anak tidak sama dengan kecerdasan sebagaimana diinginkan orangtua.Jadi, indikator untuk menilai buruk atau baik itu spektrumnya sangat luas. 
”Tidak bisa kita mengatakan karena matematikanya jelek lantas dikatakan anak itu tidak pintar. Sebetulnya, dia punya kecerdasan lainnya yang mungkin saja belum tergali,” katanya. Ada kalanya orangtua kurang tepat mengasah kecerdasan anak. Contohnya, anak lemah di satu pelajaran, tapi dia unggul di satu pelajaran lain. Kemudian orangtua justru memberikan anak les di pelajaran yang lemah tadi. 
Sedangkan pelajaran yang unggul justru dilupakan. Menurut Dhanang, ditinjau dari sudut perkembangan anak, apa yang dilakukan orangtua tadi agak keliru.Kenapa bukan keunggulan si anak tadi yang diasah dan dikembangkan terus. Nah,yang kurang itu hanya sebagai pelengkap. ”Jangan sebaliknya malah yang kurang didorong terus dan dipaksakan sehingga anak menjadi tertekan. Akhirnya, anak menjadi stres dan keunggulannya pun akhirnya hilang,” ujarnya. 
Mengenai bentuk reward yang kerap diberikan orangtua ketika anaknya berhasil dalam pelajaran sekolah, Dhanang berpendapat, hal itu boleh-boleh saja sejauh dalam rangka menunjang kegiatan belajar si anak. Namun, dia mengingatkan, sebisa mungkin nilainya tidak terlalu mahal dan terkesan wah bagi si anak. Ini dimaksudkan agar anak punya standar keinginan atas reward-nya. 
”Reward diberikan hanya dalam rangka memotivasi anak,” tegasnya. Hal terpenting adalah memberikan kasih sayang kepada anak.Terkadang anak berbuat baik, orangtua tidak memberikan reward karena hal itu dianggap biasa saja, tapi manakala si anak berbuat tidak baik, maka orangtua memberikan reaksi luar biasa dengan memberikan punishment. Dhanang mengatakan,orangtua mesti mengubah paradigma terhadap anaknya.Bahwa anak berbuat baik itu bukanlah hal yang biasa, tapi merupakan suatu hal yang luar biasa.
Desain Ruang Belajar Efektif 
KEPALA SDN Pondok Kelapa 03 Pagi Dra Faida Delta menjelaskan, minat belajar masingmasing anak berbeda-beda.”Selanjutnya,sekolah perlu mengandalkan sumber daya manusia (SDM)-nya, dalam hal ini guru-guru dan juga alat bantu peraga serta alat bantu pelajaran sesuai perkembangan teknologi,”katanya. 
Sebagai contoh, alat bantu pelajaran menggunakan media visual lewat tayangan VCD.Pertimbangan belajar menggunakan alat ini,didasarkan pada motivasi anak belajar, ada anak yang apabila pandangannya melihat suatu objek tertentu dia baru bersemangat tinggi.Terutama materi pelajaran yang dapat disajikan lewat media tadi, si anak dapat langsung menyaksikan lewat layar TV. Ada juga ada anak-anak yang minat belajarnya bangkit bila melihat dan sambil mendengar. 
Di sini dituntut kemampuan guru untuk mengolah motivasi belajar anak tadi. Biasanya ini berkaitan dengan pelajaran bahasa. ”Untuk itulah dipersiapkan alat-alat untuk belajarnya seperti buku-buku,gambar-gambar yang menarik dan alat pelajaran lain.Kemudian diperlukan kepandaian guru dalam menyampaikan pelajaran dengan berdialog,” papar pemenang lomba Teachers Writing Contest Du Pont 2006 ini. 
Di samping dua model motivasi anak belajar di atas tadi,ada lagi anak yang baru tertarik belajar apabila dia sudah melihat,mendengar,dan merasakannya. Bagi anak semacam itu diperlukan adanya praktik.Terutama pada pelajaran yang membutuhkan praktik langsung seperti pelajaran kesenian dan olahraga. Termasuk juga pelajaran IPA dan matematika. 
”Selain mempertimbangkan motivasi belajar anak, pihak sekolah pun perlu mendesain ruang belajar atau kelas semenarik mungkin. Dengan begitu anak merasa nyaman dan senang belajar di ruang tersebut,”ujar Faida. Kalau sekolah konvensional zaman dulu menerapkan desain ruang belajar dengan menempatkan bangku dan meja berjajar menghadap ke depan kelas.Kini di sekolah SDN Pondok Kelapa 03 Pagi sudah mendesain ulang ruang belajarnya, yakni dengan menempatkan kursi dan meja berbentuk letter U. Di tengah ruangan yang kosong diletakkan karpet dan beberapa bantal. 
Maksud desain tersebut adalah supaya semua anak dapat mengikuti pelajaran dengan menyenangkan. Dengan begitu kalaupun ada anak yang enggan belajar sambil duduk di kursi, dia bisa turun dan duduk, jongkok maupun tidur-tiduran di karpet tadi. ”Model desain ini disesuaikan dengan konsep belajar yang baik adalah disesuaikan dengan minat anak,” imbuhnya. 
Faida mengaku, setelah sekolahnya menerapkan desain ruang belajar seperti tadi, ternyata keberhasilan pembelajaran di kelas menjadi lebih tinggi bila dibandingkan sebelumnya, saat masih desain konvensional. Hal ini karena desain ruang belajar model lama, membuat guru menjadi lebih aktif dan mendominasi kegiatan belajar. Sementara anak-anak diam mendengarkan guru bicara. 
Dengan model seperti tadi,hasil pembelajarannya kurang maksimal.Paling anak-anak hanya mampu menyerap 70% pelajaran yang diberikan. Tapi dengan menerapkan ruang belajar desain letter U tadi ternyata mampu mendongkrak daya serap pembelajaran anak sampai 90% lebih. Lebih jauh dia menjelaskan, sebetulnya sumber belajar sekarang bukan lagi hanya berasal dari guru melainkan juga dari kawan-kawannya. 
”Kalau ada kawannya pintar dan bisa menjadi nomor satu di kelas,maka dia bisa mentransfer pengetahuan tadi kepada kawan-kawan lainnya. Dia menjadi tutor sebaya.Posisi guru hanya sebagai fasilitator saja,”paparnya.(nuriwan trihendrawan) 

Kompas: Rumah Kelasku, Dunia Sekolahku 
Liputan Media 

Written by Administrator  
Monday, 25 September 2006 
(Sumber: Artikel Kompas, Minggu 13 Maret 2006)
MENDAPATKAN pendidikan yang baik untuk anak adalah keinginan setiap orangtua. Bermacam-macam jenis sekolah tumbuh bagai jamur di musim penghujan. Semua mengiklankan diri sebagai sekolah dengan beragam nilai plus agar dipilih orangtua bagi anaknya.
Ada yang memakai bahasa asing, menyediakan beragam aktivitas di luar kelas, menggunakan gedung bertingkat dengan ruangan ber-AC, hingga sekolah yang mengklaim diri menggabungkan kurikulum luar negeri dan kurikulum berbasis kompetensi dari Departemen Pendidikan Nasional.
Apa pun yang ditawarkan sekolah-sekolah itu, ternyata tidak bisa memenuhi keinginan semua orangtua. Sampai saat ini masih banyak kritik yang terlontar tidak saja dari orangtua, tetapi juga masyarakat, pemerhati pendidikan, hingga pemilik lapangan pekerjaan.
Namun, semua kritik itu seperti angin, berlalu begitu saja. Tidak ada perubahan berarti. Sebagian orangtua lalu mencari alternatif pendidikan. Salah satunya dengan bersekolah di rumah (homeschooling).
"Saya termasuk orangtua yang tidak puas dengan sistem pendidikan kita. Sudah berapa banyak sekolah yang saya datangi, hingga yang internasional, ternyata tidak memuaskan juga. Akhirnya saya putuskan untuk mengajar sendiri anak-anak saya," kata Wanti Wowor (39), ibu empat anak.
Wanti memiliki banyak alasan memutuskan mengeluarkan anak-anak dari sekolah umum. Pertama, dia merasa sistem pendidikan di sekolah hanya mengejar nilai rapor. Sedangkan keterampilan hidup dan bersosialisasi tidak diajarkan. Seorang anak dilihat berdasarkan nilai ulangan yang didapat, bukan kemampuan diri secara keseluruhan. Kondisi ini dapat mendorong anak (atau orangtua) mencontek dan membeli ijazah palsu.
"Anak pertama saya, Fini, memerlukan waktu sedikit lebih lama dibandingkan Fina, adiknya, untuk memahami sebuah persoalan. Hal ini bukan berarti Fini tidak pandai, tetapi dia memerlukan waktu atau cara lain untuk mengerti hal baru. Ini yang sering tidak dipahami guru. Guru tidak sempat memberi perhatian kepada murid satu per satu karena yang jadi tanggung jawabnya banyak sekali," ungkap Wanti menjelaskan.
Kedua, dalam hal pergaulan banyak murid yang mencari identitas dari teman, bukan pada diri sendiri. "Banyak murid yang terjebak, dia harus mempunyai barang yang sama dengan temannya agar diterima pergaulan, atau biar dibilang keren oleh teman. Ini kan tidak benar. Identitas kok ditentukan teman, bukan diri sendiri. Ini baru barang, bagaimana dengan narkoba," ujar Wanti.
Dia juga melihat orang belajar karena kebiasaan masyarakat, bukan keinginan atau kesadaran dari diri. Misalnya, sehabis SD harus dilanjutkan SMP, lalu SMA, terus kuliah. Banyak orangtua yang sudah menyadari kelebihan anaknya, namun anak tetap harus menempuh semua jenjang pendidikan formal. Sedangkan eksplorasi pada kelebihan anak agak diabaikan karena memandang pendidikan formal lebih penting. Akibatnya, anak tidak merasa senang bersekolah karena dia tidak tahu tujuan belajar di sekolah.
Joseph Tjoandi (46), ayah empat anak yang juga menyekolahkan anaknya di rumah, merasa prihatin ketika melihat anaknya setiap hari pulang membawa kertas ulangan. "Anak saya belajar terus karena akan ulangan. Belajar itu harus sesuatu yang menyenangkan, bukan beban karena besok ulangan. Anak saya tampak tertekan karena setiap hari ulangan bisa lebih dari dua, masih ditambah PR seabrek-abrek. Hidup seperti tidak menyenangkan bagi dia," kata Joseph yang semula sempat ragu karena memiliki empat anak dan si bungsu masih bayi.
Sempat juga terpikir oleh Wanti mengirim anaknya bersekolah di luar negeri. Namun, dia khawatir jika anak berusia dini dikirim ke luar negeri, jati dirinya sebagai orang Indonesia tidak tumbuh. Dia tidak akan mengenal dan bisa jadi tak mau kembali ke Indonesia.
Melihat risiko yang menurut Wanti sangat mahal harganya, dia banting setir. Tahun 1992 Wanti mengeluarkan semua anaknya dari sekolah dan memutuskan mengajar sendiri anak-anaknya di rumah.
"Bersekolah di rumah banyak dilakukan di AS (Amerika Serikat). Di sana juga sudah tersedia kurikulum untuk itu. Kebetulan saya mempunyai banyak teman di AS yang membantu mengirimkan silabus dan buku-bukunya," kata Wanti yang mengaku gemar mengajar.
Walau banyak tahu tentang bersekolah di rumah, Wanti perlu dua tahun untuk mempersiapkan diri. Dia juga harus siap menghadapi keluarga yang tentu menentangnya. "Saya sampai dikatakan gila oleh suami saya. Katanya, saya mempertaruhkan masa depan anak-anak," kenang Wanti.
Wanti sadar keputusannya mengandung konsekuensi berat. Dia harus mau capek belajar lagi, karena bersekolah di rumah berarti bukan anaknya saja yang belajar, tetapi justru orangtua yang harus banyak belajar.
Helen Ongko (44), salah seorang ibu yang mendidik anaknya dengan bersekolah di rumah, sampai harus ke Singapura dan Malaysia mengikuti seminar tentang hal ini. Dia ingin benar-benar mantap, baru mengambil keputusan. "Kebetulan waktu itu kondisi ekonomi sedang krisis sehingga kami banyak di rumah. Eh, ternyata enak ya belajar bersama di rumah," kata Helen yang mulai mulai mengajar anak di rumah tahun 2000.
Bukan hal mudah bagi Helen ketika mengajak anaknya bersekolah di rumah. Putra pertamanya, Joey Ongko (14), menolak keluar dari sekolah karena dia takut kehilangan teman-temannya. Helen harus menjawab tiga pertanyaan yang dikeluarkan Joey agar dia mau bergabung.
"Pertanyaannya adalah bagaimana Mama bisa tahan mengajar kami kalau selama ini baru belajar dua jam saja Mama sudah marah-marah. Kedua, jika Mama-Papa mengajar kami, siapa yang mencari uang? Ketiga, kalau ada apa-apa dengan Mama-Papa, siapa yang akan mengajar kami?" tutur Helen menirukan pertanyaan anaknya.
"Pertanyaan yang sulit. Saya sampai minta ditunda satu hari untuk menjawab itu. Lalu, saya katakan padanya, justru dengan bersekolah di rumah Mama mempersiapkan kamu dan adik-adik untuk mandiri. Jika suatu ketika Mama-Papa tidak ada, kalian sudah tahu apa yang harus dikerjakan, lebih mandiri. Mendengar jawaban itu, dia menerima. Setelah mengajar sendiri di rumah, ternyata saya jadi lebih sabar," ungkap Helen.
PERTAMA kali menjalani bersekolah di rumah, Helen tidak merasa kesulitan. Dia ajak ketiga anaknya membaca biografi Abraham Lincoln, lalu mereka berdiskusi dengan topik mengapa Abraham Lincoln bisa menjadi orang hebat. "Dari sana mereka lihat, untuk menjadi orang hebat dia harus menjadi orang yang jujur dan turun ke bawah membela kepentingan orang lain. Selesai satu buku, kami membaca buku yang lain," cerita Helen yang bekerja sebagai pengacara.
Untuk pelajaran matematika, semula anak-anaknya tidak tertarik. Helen mencari akal dengan bermain perang-perangan yang memang disukai anaknya. Dalam perang, untuk bisa menang jumlah tentaranya harus banyak. Kalau bisa, lebih banyak dari musuh. Untuk tahu apakah tentaranya sudah banyak atau belum, dia mesti menghitung. Dari permainan ini anak-anaknya bisa mengerti tujuan belajar matematika.
Wanti, karena telah melihat praktik bersekolah di rumah ketika berada di AS, mempunyai materi yang siap pakai. Dia datangkan kurikulum dan buku-buku dari AS yang memang ditujukan untuk belajar mandiri di rumah. Kemudian, dia ubah sebuah kamar menjadi ruang kelas.
"Saya duduk di tengah, lalu dua anak di samping kiri, dan dua anak lagi di samping kanan. Buku-buku yang menunjang pelajaran saya letakkan di rak dinding. Buku-buku itu dipakai untuk membedah sebuah masalah, lalu kami diskusikan bersama. Mereka juga bisa membuka internet untuk mencari bahan yang diperlukan," kata Wanti.
Pelajaran yang diberikan adalah matematika, bahasa Inggris, sejarah dunia, sains, dan budi pekerti. Untuk matematika dan bahasa Inggris, Wanti mengajar anak satu per satu. Sedangkan untuk pelajaran lainnya digabungkan bersama. "Saya ambil maksimum. Untuk anak bungsu, saya biarkan sampai seberapa jauh dia bisa menangkap," kata Wanti yang menetapkan pukul 08.00 sampai 12.00 merupakan jam sekolah. Di luar jam itu, anak bebas mau melakukan apa saja. Mereka bisa ikut berbagai kursus, di mana mereka bisa bertemu teman sebaya.
Namun, tetap saja sebagian besar waktu dihabiskan bersama anggota keluarga. "Walaupun belajar, kami sangat santai dan bergembira karena suasananya tanpa tekanan. Hubungan keluarga pun semakin akrab," kata Wanti.
Istri Joseph, Lilies Tjoandi, menambahkan, dengan bersekolah di rumah dia bisa mengetahui kekuatan masing-masing anak. "Setiap anak itu berbeda, kita tidak bisa menyamaratakan mereka seperti yang dilakukan sekolah umum. Dengan terjun sendiri, kita tahu bagaimana mereka sebenarnya," ungkap Lilies.
Dengan bersekolah di rumah, para orangtua juga mempunyai waktu yang fleksibel. Mereka tidak akan pindah ke topik lain jika anak-anak belum menguasai. Setelah anak-anak siap, baru mereka mengajukan diri untuk ujian. Dari pengalaman mengajar di rumah, menurut Wanti, waktu belajar anak justru lebih pendek dibandingkan sekolah umum. "Umur 16 tahun anak-anak saya sudah selesai SMA," ujarnya.
Dalam mengerjakan bahan ujian, menurut Wanti kejujuran orangtua sangat diuji. Apakah dia mau membiarkan anak mengerjakan sendiri atau dibantu. "Apakah dia masih mengejar nilai bagus, atau mengajarkan kejujuran pada anak," kata dia menegaskan.
Kertas ujian itu lalu dikirim kembali ke AS untuk dinilai, dan mendapat sertifikat sehingga murid bisa melanjutkan ke jenjang berikut. Sertifikat ini diakui di Indonesia sebagai lulusan dari luar negeri. Anak-anak Wanti, Fini dan Fina, sekarang duduk pada tingkat perguruan tinggi. Fini melanjutkan sekolah desain mode di Esmod Jakarta, sedangkan Fina memilih Universitas Indonesia program Internasional.
Kedua anak Wanti lainnya, Timothy (15) dan Lea (14), menjalani sistem belajar campuran, separuh di rumah, separuh lagi di Morning Star Academy (MSA), sekolah yang mendukung program bersekolah di rumah. Semua orangtua murid terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah ini. Bahkan, 90 persen guru MSA adalah orangtua murid.
BERSEKOLAH di rumah memang belum umum di Indonesia. Fini mengaku bosan setiap kali ditanya sekolah di mana. "Ketika saya jawab homeschooling, mereka bingung. Apa tuh? Saya harus menjelaskan terus. Dulu agak terbeban, tetapi sekarang sudah biasa," ujar Fini.
Dia mengaku sangat berterima kasih ibunya mengambil keputusan itu karena Fini merasa dirinya berbeda dengan teman-temannya.
"Setidaknya saya selalu mengumpulkan tugas-tugas sebelum waktu yang ditetapkan. Sedangkan teman-teman selalu SKS-sistem kebut semalam-dalam mengerjakan tugas. Mereka juga tidak berani bicara, berdiskusi di kelas. Jangankan itu, bertanya saja mereka tidak berani dan sering menyuruh saya bertanya ke dosen. Buat saya, ini aneh karena saya dididik untuk disiplin dan berani mengemukakan pendapat," kata Fini.
Sementara itu, pengamat pendidikan Dr Arief Rachman MpD mengatakan, materi bersekolah di rumah sebenarnya tidak ada bedanya dengan pendidikan di sekolah. Namun penyampaiannya yang berbeda, karena di rumah memakai pendekatan yang lebih personal. Bersekolah di rumah mengembalikan konsep dasar pendidikan, yakni pada keluarga, bukan pihak lain seperti sekolah. Anak menjadi mandiri dan hubungan dengan keluarganya harmonis.
Tetapi, bersekolah di rumah juga memerlukan tanggung jawab dan komitmen tinggi dari orangtua. Sekali terjun, mereka tidak bisa mundur karena sudah merasakan enaknya dekat dengan anak-anak. (Sarie Febriane/m Clara Wresti)



Homeschooling Nia Ramadhani 
Liputan Media 

Written by Administrator  
Wednesday, 01 November 2006 
Hari Minggu (29/10/2006) siang, RCTI menampilkan tayangan infotainment SILET Edisi khusus membahas mengenai fenomena homeschooling di kalangan artis. Salah satu yang menjadi narasumber adalah artis Nia Ramadhani yang baru saja memutuskan homeschooling sebagai jalur pendidikannya.
Homeschooling adalah fenomena baru di kalangan pendidikan anak di Indonesia. Walaupun homeschooling sebenarnya tidak sama sekali baru karena sudah sejak bertahun-tahun lalu sebagian orang tua memilih homeschooling bagi pendidikan anak-anaknya, saat ini homeschooling sedang menemukan momentumnya, terutama dari aspek publisitas.
Salah satu pemicu publisitas itu adalah mulai tumbuhnya kecenderungan sebagian orang tua untuk menjadikan homeschooling sebagai pilihan pendidikan. Apalagi, ada sejumlah figur publik yang juga menempuhnya seperti Kak Seto yang dikenal sebagai tokoh pendidikan anak yang melakukan homeschooling pada ke-3 orang putrinya. Selain, itu ada artis-artis seperti Dominique (model) dan Nia Ramadhani (artis sinetron) yang turut meramaikan percakapan mengenai homeschooling dengan pilihannya. Disamping kedua orang itu, ada artis Dewi Hughes yang juga giat mempromosikan homeschooling dan aktif sebagai salah seorang pengurus ASAH PENA (Asosiasi Sekolah Rumah dan Pendidikan Alternatif) yang mewadahi para praktisi homeschooling.
Harian Republika dan Kompas pernah memuat artikel mengenai fenomena homeschooling ini. Harian Republika memuat artikel berjudul “Bersekolah Belajar di Rumah” sementara harian Kompas memuat artikel berjudul “Rumah Kelasku, Dunia Sekolahku”. Kehadiran seorang homeschooler (yang berhasil masuk 3 besar) dalam reality show “The Scholar” yang pernah ditayangkan di MetroTV juga menjadi publisitas tersendiri bagi homeschooling. 
Homeschooling memang sedang naik daun di mana-mana. Di Amerika Serikat, pada tahun 1996 saja terdapat lebih dari 1.2 juta anak homeschooler dengan pertumbuhan sekitar 15% setiap tahunnya. Fenomena ini sedang terjadi di mana-mana karena banyaknya orang tua yang tidak puas dengan model sekolah yang ada pada saat ini.
Sebagai sebuah istilah umum, homescholing adalah fenomena belajar tidak di sekolah formal (konvensional). Tetapi secara bentuk, homeschooling memiliki keragaman yang luar biasa karena ide homeschooling adalah proses customisasi (sebagai antitesa standardisasi) dan individualisasi (antitesa penyeragaman) pendidikan anak. Bentuk-bentuk homeschooling berada dalam rentang yang lebar antara school-at-home (sekolah tapi di rumah) hingga unschooling. Sebagian besar berada di antara kedua rentang tersebut.
Di Internet, banyak sekali situs yang menyajikan informasi mengenai homeschooling dan bahan-bahan pendidikan secara gratis. Anda dapat memulainya dengan mencari di search engine dengan kata kunci: “homeschooling “keluarga homeschooling”, ”, “homeschooling Indonesia”, dan sebagainya. Jika Anda ingin mengetahui riset mengenai homeschooling, Anda dapat memulainya di situs National Home Education Research Institute (NHERI) yang merupakan lembaga independen di Amerika Serikat yang melakukan riset mengenai homeschooling.
Selamat datang di dunia homeschooling.


 


Sex On Valentine

Sex on Valentine
( afwan sumbernya ana lupa )


“Only You The One that I Love The Most in The Whole World”. Tulisan yang berisi ungkapan rasa cinta model gini gampang kita temuin di bulan Februari. Yup, bulan Februari jadi istimewa dan penuh cinta lantaran kehadiran Valentine’s Day (VD) yang jatuh pada tanggal 14-nya. Nggak heran kalo jutaan remaja di seluruh dunia tak sabar menantinya. Lantaran VD menjadi hari dimana mereka bebas nunjukkin kasih sayangnya pada pacar alias kekasih gelapnya. Nah lho, sephia dong? Ya iyalah, soalnya kan kebanyakan mereka belon pada merit alias nikah. Hubungan resmi laki-perempuan kan melalui ikatan pernikahan, bukan pacaran. Betul?
Bagi para pelaku bisnis, VD berarti momen penting untuk mengeruk keuntungan sebanyak mungkin dari penjualan produk dan pernak-pernik Valentine. Lantaran menjelang VD, daya beli masyarakat terutama remaja mendadak dangdut, eh meningkat drastis. Remaja berlomba-lomba berburu kado spesial yang unik dan menarik agar perayaan VD ngasih kesan yang mendalam bagi pasangannya. Ada buket bunga mawar nan cantik, coklat dalam kotak berbentuk hati, perhiasan, CD lagu romantis, permen, kartu Valentine, hingga sepasang sendal jepit!
Nggak cuma pernak-pernik, perayaan VD juga dilengkapi dengan acara bernuansa pesta pora bin hura-hura yang bikin remaja terlena. Mulai dari acara yang romantis abis hingga yang berbau erotis yang pastinya nggak pake gratis. Ada konser musik dari para musisi idola yang melantunkan lagu-lagu melankolis, pesta pribadi yang mendatangkan penari striptease, atau acara arisan teman kencan yang berujung pada perilaku seks bebas. Ih najis! Padahal nggak semuanya tahu asal-usul VD. Kebanyakan mungkin cuma ikut-ikutan tren aza. Jangan-jangan, VD cuma mitos yang digede-gedein dan dianggap istimewa. Bisa jadi kan?

VD, hari kasih sayang?
The World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentine’s Day. Sebagian memahaminya sebagai Perayaan Lupercalia yang merupakan rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama-nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.
Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity).Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Book Encyclopedia 1998).

Sementara The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian nggak jelas siapa “St. Valentine” yang dimaksud. Malah kisahnya juga nggak ketahuan ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda. (idem).
Sobat, dari sejarahnya aja udah keliatan kalo Valentine’s Day nggak jelas asal-usulnya alias banyak versi yang nggak pasti. Cuma akal-akalan doang yang dipake untuk menyebarkan agama kristiani termasuk budaya dan tradisi Barat. Nggak heran kalo kini makna VD kian tulalit. Lebih ke arah kebebasan yang kebablasan untuk nunjukkin kasih sayang kepada pasangan yang dicintainya, khususnya kalangan remaja. Bahaya tuh!

Sex on Valentine’s Day
Menjelang hari Valentine, banyak remaja sibuk nyari kado spesial sebagai tanda cinta bagi sang kekasihnya. Di balik kegembiraan anak muda merayakan VD ternyata tersembunyi bahaya besar yang mengintai para aktivisnya. Mulai dari penularan HIV/AIDS hingga kehamilan tak dikehendaki. Waduh!
Ini dikemukakan oleh dr Andik Wijaya SMSH, seorang Seksolog dari Surabaya. “Sekarang Valentine’s Day nuansanya cenderung romantis dan erotis,” tutur dr Andik. Ini bukan omong kosong lho. Salah satu faktor yang mensukseskan erotisme saat perayaan Valentine adalah makanan khas Valentine`s Day berupa coklat. Emang kenapa dengan coklat? Menurut dr Andik, coklat mengandung zat yang disebut Phenyletilamine atau zat yang bisa membangkitkan gairah seksual. Nah lho. Ternyata eh ternyata…
Bukti lain, lanjutnya, pergeseran makna Valentine‘s Day, di Inggris 14 Februari malah dicanangkan sebagai The National Impotence Day (hari impoten nasional) dengan tujuan meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman impotensi 2 juta pria Inggris. Sedang di AS lebih parah lagi. 14 Februari ditetapkan sebagai The National Condom Week (pekan kondom nasional). “Maksudnya kampanye nasional penggunaan kondom, karena tiap perayaan Valentine‘s Day diikuti peningkatan kasus HIV/AIDS. Padahal tingkat kegagalan kondom mencapai 33,3 persen,” imbuh dr. Andik.
Bagaimana di dalam negeri? dr Andik menuturkan, tiga tahun lalu ia diundang sebuah hotel berbintang di Surabaya menghadiri pesta Valentine‘s. Bonusnya undangan boleh check in sehari bersama pasangannya dengan jaminan tak dicek identitasnya (suami istri atau bukan). (www.beritakesehatan.com, Rabu, 14/02/2001). Fenomena sex on valentine dikuatkan juga saat seorang penulis, menjelang Valentine’s Day tahun 2004, pernah melakukan survei terhadap remaja pinggiran Kota Bandung seperti Cimahi, Batujajar, Padalarang, dan Lembang. Dibantu Lembaga Telaah Agama dan Masyarakat (eL-TAM) penulis menyebarkan 500 angket ke siswa siswi tingkat SMA di daerah tersebut. Hasilnya? Mengejutkan!
Dari 413 responden yang menjawab angket secara “sah” 26,4% di antaranya mengaku lebih suka merayakan Valentine bersama gebetan atau kekasih dengan jalan-jalan, makan-makan lalu berciuman (melakukan seks). (Lihat, Samsul Ma’arif, “Valentine Day Bukan Budaya Kita, Tapi …”Pikiran Rakyat, 12 Februari 2005). Bahkan lembaga sosial Family Health International (FHI) Jabar yang berkedudukan di Kota Bandung, mempublikasikan hasil riset dan surveinya tentang perilaku seks remaja Kota Bandung. Dari penelitian itu disimpulkan bahwa 54% remaja Kota Bandung pernah berhubungan seks! (Kompas, 25 Januari 2006). Bahkan, persentasenya paling tinggi dibandingkan kota-kota besar lain, seperti Jakarta (51%), Medan (52%) dan Surabaya (47%).
Prihatin juga ya, ternyata gaya hidup permissif alias serba boleh dalam berbuat kian banyak menjerat temen-temen kita. Terutama dalam urusan ekspresi cinta mereka pada pujaan hatinya. Katanya cinta suci, ternyata cuma cinta birahi. Ini gaswat sobat. Kalo tetep dibiarin, gaya hidup sekuler ini bisa menyeret remaja pada kehidupan yang menuhankan hawa nafsu. Kalo itu terjadi, kehidupan kita nggak jauh bedanya dengan marga satwa. Nggak lah yauw! Amit-amit banget deh.

Hati-hati tertipu…
Sobat, karakter remaja yang doyan having fun gampang dimanfaatkan para pelaku bisnis untuk menjerat remaja muslim dalam gaya hidup hedonis demi meraih keuntungan yang bombastis. Remaja muslim digiring agar aktif merayakan hari kasih sayang. Padahal jelas-jelas VD adalah budaya Barat yang harus kita hindari bukan malah kita ikuti.
Seperti kebiasaan mengirim kartu Valentine disertai ucapan “Be My Valentine?”. Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” (www.korrnet.org) mengatakan bahwa kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, kalo kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa” dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Syirik tuh!
Kamu juga kudu tahu kalo Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri!
So, nggak usah minder untuk ngakuin VD yang pastinya bukan budaya Islam. Kalo kita tetep ngotot ikut ngerayain, bisa-bisa kita bakal termasuk golongan orang-orang kafir yang menjadikan VD sebagai salah satu hari besar agamanya. Seperti diingatkan Rasul saw dalam sabdanya: “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk salah seorang dari mereka.” (HR Abu Dawud, Ahmad, dan ath-ThabranĂ®)

Sempurnakan cinta kita
Sobat, VD sebagai simbol ekspresi cinta telah menyeret para aktivisnya keliru memaknai hakikat cinta. Gaya hidup permissif seperti terlihat dalam perayaan VD selalu memandang baik apa yang diinginkan oleh hawa nafsunya dan menjadikannya sebagai jalan hidup. Kondisi ini sama dengan menyekutukan Allah Swt. dengan menuhankan hawa nafsu. Seperti disebutkan Allah swt dalam firman-Nya:
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?, Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu). (QS al-Furqaan [25]: 43-44)
Kalo kita nggak mau disamain dengan ayam, kambing, atau sapi seperti ayat di atas, maka berperilakulah layaknya manusia. Allah Swt. udah ngasih kita akal agar bisa bedain perilaku yang diridhoin Allah ama yang nggak. Jangan mau diperbudak hawa nafsu dan ngikutin perasaan aja. Kita ini lebih mulia dibanding hewan sobat.

So, untuk nunjukkin kasih sayang, nggak mesti saat VD. Kapan aja boleh kok. Yang terpenting dan pokok adalah ekspresikan cinta-kasih-sayang sesuai ajaran Islam yang mulia dan masuk akal. Bukan ajaran lain yang justru merendahkan derajat kita. Maka, kalo pengen selamat dunia-akhirat: cintai Islam dan pake aturan Islam dalam keseharian kita. Biar mantep cintanya, kuatkan dengan ikut pembinaan dan pengkajian Islam. Biar kokoh dan utuh dalam membentuk kerangka berpikir, maka pembinaan itu harus dilakukan intensif dan rutin. Jangan setengah-setengah. Kini, saatnya kita bareng-bareng mengkaji Islam untuk sempurnakan rasa cinta kita! [hafidz341: hafidz341@telkom.net]