Sabtu, 11 April 2009

Anda Tidak Lulus UN ?


Manajemen Tidak Lulus UN

(ditulis untuk membesarkan hati kalian anak- anak abi yang akan menghadapi UN, abi tidak mendo'akan kalian untuk tidak lulus, tapi abi hanya ingin memberikan payung kepada kalian sebelum hujan itu turun secara tiba- tiba)

Pendahuluan

Saat ini hal yang paling diinginkan bagi anak- anak kelas III seperti kalian adalah lulus dalam UN, UAS, dan Uji Produktif bukan? tidak perlu dijawab, abi sudah tahu jawabannya pasti "ya iyalah". anak- anak abi yang baik, lulus atau tidak lulus bergantung kepada banyak faktor yang menentukan, diantaranya faktor intern (dari dirimu sendiri) dan faktor ekstern (diluar dirimu). tapi yang paling banyak menentukan dari kedua faktor tersebut adalah faktor intern yaitu dari dirimu sendiri. coba lihatlah jauh kedalam dirimu itu, apakah benar lulus adalah keinginan terbesarmu saat ini? lalu coba lihat lagi sejauh mana usahamu untuk mewujudkan keinginan terbesarmu itu ? aha... jawabannya kalian belum melakukan apa- apa ternyata. tapi tenang, masih ada waktu beberapa hari lagi untuk kalian memperbaiki diri dan mengisi amunisi untuk menghadapi UN, UAS, dan Uji Praktek kedepan. Apa ? kalian masih malas untuk mempersiapkan diri? wah ... wah ... wah ... ini butuh terapi yang panjang rupanya ...

Ibda' binnafsik ( mulailah dari dirimu sendiri )

Hal ini memang rada sulit. memulai mendisiplinkan diri setelah lama sekali diri kalian biarkan berkelana sebebas- bebasnya mengikuti nyanyian irama hatinya yang tak bernada itu. tapi tenang, jika kalian bersungguh- sungguh berusaha, kemudian berdo'a kepada Allah pasti kalian berhasil. Allah SWT berfirman : ".... sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, hingga kaum itu merubahnya sendiri..." ini artinya apa? bahwa Allah akan melihat kesungguhan kalian dalam merubah diri menjadi lebih baik lagi. ketika kalian bersungguh- sungguh maka Allah pun akan memberikan kemudahan kepada kalian. tapi memang proses ini tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi ya dibutuhkan kesabaran yang banyak didalamnya. bukankah kesabaran itu tidak ada batasnya? coba miliki kesabaran yang tak terbatas itu? ketika kalian gagal maka terus ulangi lagi sembari terus berdo'a juga tentunya. selamat mencoba !

Manfaatkan Orang Tua, Guru, dan Teman kalian

Ketika kalian masih menghadapi kesulitan juga dalam mendisiplinkan diri sendiri, coba libatkan pihak- pihak lain, orang tua, Guru, atau teman kalian. ceritakan keinginan kalian itu kepada mereka, minta saran dan pendapatnya, dan  jangan lupa minta juga do'a mereka. setelah saran dan pendapat mereka kalian terima cobalah tampung dan praktekkan satu persatu, kemudian minta kembali saran dan pendapat mereka adakah perubahan ? semoga berhasil.

Takdir Baik & Takdir Buruk; datangnya dari ALLAH SWT.

Tidak Lulus (TL) mungkin bagi kalian adalah badai atau puting beliung. Abi sebut "badai" karena bahasa itulah yang paling tepat untuk ekspresi kalian ketika abi sebut- sebut kata TIDAK LULUS dihadapan kalian. coba deh kamu bayangkan satu menit saja bahwa kalian tidak lulus, abi jamin kalian akan menangis sesunggukkan. tapi bener gak sih tidak lulus itu adalah badai ? bukankah badai itu pasti berlalu? emang sih walaupun badainyan sudah berlalu pasti menyisakan kerusakan. 

gini deh, abi  mau tanya rukun iman yang ke- enam apa ya? ya betul ... rukun iman yang ke-enam adalah beriman kepada takdir Allah yang baik ataupun yang buruk semuanya itu datangnya dari Allah SWT. trus apa hubungannya tidak lulus dengan rukun iman ? ya jelas kerabat dekat atuh. rukun iman yang ke-enam adalah percaya bahwa ada takdir yang baik dan ada juga takdir yang buruk. jika kalian selalu berharap LULUS dan UN, UAS, dll, maka itu adalah takdir baik, dan takdir buruknya adalah sesuatu yang kalian sangat tidak harapkan yaitu TIDAK LULUS. " mudeng gak sih dengan penjelasan ini?" " ahhhh... tambah pusing? " 

Ok deh, intinya memang kalian semua berharap LULUS kan dalam ujian ini? sama, kita semua para guru juga selalu berdo'a mudah- mudahan kalian lulus semua. amiin. puas.... puas ... puas ...... ( ha.. ha...ha.. kaya tukul ja ). tapi sekali lagi jangan lupa ada takdir Allah yang lain. dan itu semuanya baik lho bagi kalian.

Tidak Lulus, No Problema

Aneh, tidak lulus kok no problema? ya iyalah ... kalau kalian mau menerapkan tips berikut ini:

  1. Yakini bahwa lulus atau tidak lulus adalah yang terbaik yang Allah berikan kepada kita.
  2. Terikan "anti mati gaya"; tidak lulus bukanlah dosa, tapi tidak lulus adalah gudang pahala, jika kalian bersabar menerima ketentuan Allah yang satu ini.
  3. Tanamkan dalam jiwa kalian :"sesuatu yang baik menurut kalian belum tentu baik dalam pandangan Allah, dan sesuatu yang buruk menurut kalian belum tentu buruk dalam pandangan Allah. (QS. 2:216)". so bersabarlah untuk menerima sesuatu yang lebih besar lagi.
  4. Lakukanlah; berbagai kegiatan positif yang dapat memperkaya keterampilan hidup kalian, mulai saat ini juga.
  5. Berkacalah kepada orang- orang sukses (dunia-akhirat lho), baca biografi mereka banyak keajaiban yang akan kalian temukan didalamnya.
  6. Berikan bukti kepada orang lain, bahwa kalian adalah bukan pecundang tapi kalian adalah pemenang, lakukan hal ini untuk memberikan bukti kepada orang- orang bahwa tidak lulus bukanlah kiamat dalam hidupmu. semangaaa....at 3x
  7. Dekatkan diri kepada Allah, jangan pernah menjauh darinya walaupun sesaat. poin ini memang berada di urutan terakhir tetapi harus dilakukan selalu lebih awal OK.
  8. Selamat mencoba! Allah memberkati kalian semua ....

Jumat, 10 April 2009

Ujian Nasional (UN)

Beban Mental Menghadapi UN

Pendahuluan

Idealnya bagi seluruh siswa- siswi yang akan menghadapi UN adalah memiliki perasaan "senang", mengapa demikian? karena ia akan segera melihat hasil dari semua kerja kerasnya selama tiga tahun kebelakang. disamping perasaan senang yang dimiliki, mereka juga tentu sudah harus melakukan persiapan yang sematang- matangnya. namun apa yang kita saksikan dilapangan? jika kita mau bertanya kepada mereka maka jawabannya adalah "Stres, gak tau deh, takut, campur aduk, lihat saja nanti, mudah- mudahan turun mukjizat, dll". yah itulah kurang lebih jawaban yang saya dapat ketika saya bertanya tentang kesiapan menghadapi UN kepada mereka.

Mempersiapkan Mental & Spritual Peserta didik

Dalam mengadapi UN banyak cara yang dilakukan sekolah guna mempersiapkan peserta didiknya. mulai dari Pendalaman Materi (PM) yang berpareatif masing- masing sekolah dalam menghadirkan mentor- mentor PM. mulai dari memanggil Bimbel yang berkelas sampai kepada Bimbel yang tak punya kelas. penyelenggaraan try out yang berulang- ulang ( disekolah saya sampai 14 kali), ada juga yang menggelar do'a bersama dan shalat tahajjud, ada juga yang mengkarantina para siswa- siswinya, dan masih banyak hal lain lagi.

Jika kita perhatikan bagaimana sekolah- sekolah mempersiapkan para siswanya mengadapi UN, memang masih lebih menitik beratkan pada persiapan yang bersifat knowledge (pengetahuan) dan masih minim yang menyeimbangkan antara persiapan pengetahuan atau intelektualisme siswa dengan persiapan mental dan spiritual mereka. akibat dari ketidak seimbangan ini, maka akibatnya apa? walaupun PM sudah diberikan sebanyak- banyaknya, try out juga tidak ketinggalan, menghadirkan bimbel, dll, tetapi para peserta didik masih saja merasa belum siap dalam menghadapi UN.

Ujian Nasional (UN) Antara Beban dan Harapan

Memang dalam menghadapi UN, beragam ppenafsiran yang akan kita dapatkan. sebagian siswa menafsirkan UN adalah kiamat, ada juga yang menafsirkan UN adalah ujian yang sesungguhnya untuk membuktikan siapa "pemenang" dan siapa "pecundang", lain lagi yang berpendapat UN adalah salah kaprah, UM adalah mengada- ngada, UN adalah pil pahit yang harus ditelan para siswa akibat "ketidakbecusan" pemerintah dalam menangani bidang pendidikan,dsb.

Tapi yang jelas, UN jika kita lihat dari kaca mata positif memang memiliki dampak yang baik bagi peserta didik dan sekolah. mengapa demikian? UN  dengan mudah memberikan gambaran kepada masyarakat sejauh mana kinerja kepala sekolah dan para guru disekolah, UN juga merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran (dengan melihat materi yang diujikan dengan jurusan masing- masing peserta didik). hal ini bisa dijadikan ukuran keberhasilan jika sebuah sekolah sudah menerapkan kejujuran dalam proses UN. ( tidak menghalalkan segala cara yang penting lulus semua)

Siap Lulus dan Siap Tidak Lulus

"Semoga tahun ini sekolah kita 100% lulus" inilah pernyataan yang sering kita dengar dari Kepala Sekolah, Wakil Kesiswaan, dan para Guru yang kebetulan memberikan sambutan kepada para Siswa kelas III (tiga), yang kontan saja pernyataan ini mendapatkan sambutan yang sangat luar biasa. biasanya para siswa langsung mengucapkan "AMIIIIIIIN".

Untuk LULUS semua siswa pasti sudah siap dan tidak perlu disiap- siapkan. namun harus juga disiapkan adalah TIDAK LULUS. setidaknya inilah yang selalu saya sampaikan kepada siswa kelas III jika saya berkesempatan berbicara dihadapan mereka. "kalian harus bersiap- siap jika tidak lulus". maklum saja setiap tahunnya saya selalu melihat anak- anak yang pingsan, histeris, memecahkan kaca sekolah, memaki- maki guru, bahkan ada yang tidak berani pulang kerumah, dsb.

Kenyataan ini, setidaknya menjadikan seluruh sekolah (Kepala Sekolah & bawahannya) perlu menyiapkan satu team yang bertugas khusus menangani masalah ini. karena seperti biasanya ketika kejadian ini benar- benar terjadi, semua pihak merasa tidak mau mananganinya. dan yang terjadi adalah saling melempar tanggung jawab, padahal semua pihak adalah bertanggung jawab dalam hal ini.

Banyak hal sebenarnya yang bisa dilakukan dalam menghadapi hal ini, mulai dari memberikan pengertian kepada para orang tua atau wali murid tentang hal ini, bagaimana menangani anak- anak mereka jika tidak lulus, bagaimana membesarkan hati anak- anak mereka, proses apa yang harus ditempuh jika anak benar- benar tidak lulus (penjelasan paket C atau mengulang satu tahun), dsb. yang jelas PESERTA DIDIK tidak selalu menjadi KORBAN dalam hal ini. ya korban lepas tanggung jawabnya Pemerintah (sudahkah menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, bukan hanya mengharapkan hasil maximal), Pihak sekolah (sudahkah memberikan pelayanan yang maximal), dan Orang Tua (sudahkah memberikan perhatian yang penuh bagi ank- anaknya, dan tidak menyerahkan sepenuhnya kepada sekolah).

Rabu, 01 April 2009

Embun Kehidupan

Keutamaan Kesederhanaan Hidup

Dikutip dari buku "Syarah Riyadhus Sholihin oleh Syeikh Salim bin 'Ied Al- Hilali, (edisi terjemah), Pustaka Imam Syafi'i, hal. 326-327 

Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha dia berkata :"Keluarga Muhammad saw tidak pernah kenyang dari roti gandum dalam waktu dua hari berturut- turut sampai beliau wafat." (Muttafa 'alaih)

Dan dalam riwayat lain disebutkan :"Sejak menetap di Madinah, keluarga Muhammad saw tidak pernah kenyang oleh makanan yang terbuat dari gandum dalam waktu tiga malam berturut- turut sampai beliau meninggal dunia."

Kandungan Hadits

  1. Rasulullah saw dan keluarga berpaling dari (kesenangan) terhadap dunia serta kezuhudan   beliau darinya.
  2. Diperbolehkan meninggalkan makanan dengan tujuan berzuhud tanpa harus mengakibatkan hal buruk pada fisik atau keluar dari rel syari'at.
  3. Perintah untuk tidak kenyang ketika makan, karena kenyang itu dapat mengakibatkan kebodohan dan suka tidur. ada juga  yang mengatakan kenyang dapat menghilangkan kecerdasan, dan bisa juga menghilangkan banyak ketaatan.

Bertanyalah kepada diri kita masing- masing :"Sudahah kita bersyukur dengan apa yang kita miliki dan nikmati dalam hidup ini?"